Selasa, 8 Juli 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
Home Artikel

Relasi Muhammadiyah dengan Negara

by afandi
9 bulan ago
in Artikel, Berita
Reading Time: 5 mins read
A A
Relasi Muhammadiyah dengan Negara

Tidak banyak organisasi Islam sanggup bertahan melampaui usia satu abad. Lebih-lebih ketika jangkauan massanya besar dan kadang bersinggungan paham dengan kekuasaan. Namun, Muhammadiyah mampu melakukannya.

Dengan membawa identitas gerakan amar makruf nahi munkar, Muhammadiyah telah melalui lima zaman: masa Kolonial (Belanda; Jepang), Revolusi, Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi.

Selain mendukung kebijakan yang berpihak pada pribumi dan kaum muslimin, tak jarang Muhammadiyah melontarkan kritik ketika kebijakan itu merugikan.

Penguasa di masanya dari Sultan, Gubernur Jenderal, Gunseikanbu, hingga Presiden pernah berbeda pendapat dengan Muhammadiyah. Uniknya, dinamika—yang kadang tajam—tidak membuat pemangku kekuasaan merasa terancam, apalagi sampai kemudian melarang pergerakan organisasi ini.

MateriTerkait

Haedar Nashir Resmikan RSU Assakinah Medika PCM Sepanjang

Merawat Kesehatan Mental melalui Perspektif Al-Qur’an dan Hadis

Kalender Hijriah Global Tunggal: Langkah Bersejarah Muhammadiyah untuk Persatuan Umat

Sebutlah masa-masa tegang saat kebijakan Ordonansi Guru, pemberlakuan Asas Tunggal, dan lain-lain. Muhammadiyah tetap mampu bersuara kritis dan mengadvokasi kepentingan umat.

Lantas, apa yang membuat suara-suara kritis Muhammadiyah terartikulasi?

Amar Makruf Nahi Munkar Tapi Tidak Reaksioner

Sebagian kelompok Islam menganggap kewajiban amar makruf nahi munkar sebagai sikap yang mesti heroik, kolosal, konfrontatif dan reaksioner. Jika berhadapan dengan penguasa, maka ia diposisikan biner sebagai oposisi. Konsep inilah yang dihindari oleh Muhammadiyah.

Meski membawa identitas amar makruf nahi munkar, Muhammadiyah memiliki dimensi berbeda, yaitu tajdid (pencerahan). Tajdidnya pun harus sesuai dengan Manhaj Tarjih yang terdiri dari tiga unsur: bayani (dalil), burhani (ilmu pengetahuan), dan irfani (hikmah). Keduanya (amar makruf nahi munkar dan tajdid) adalah satu kesatuan gerak yang tidak boleh dipisahkan.

“Muhammadiyah adalah gerakan amar makruf nahi munkar dan tajdid”

(Pasal 4 Anggaran Dasar Muhammadiyah)

Dengan demikian, upaya menunaikan amar makruf nahi munkar di Muhammadiyah tidak boleh kehilangan ruh tajdid, begitu juga sebaliknya.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir sering menyebutnya sebagai gerakan yang memakai pendekatan dakwah kultural (lil-muwajahah) dan bukan gerakan reaksioner (lil-mu’aradhah).

Penekanan Haedar, dimaksudkan agar anggota, warga, dan pegiat Persyarikatan menginsafi hakikat Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah. Karenanya, sikap terhadap kekuasaan selalu berdimensi politik kebangsaan dan bukan politik praktis layaknya organisasi politik atau partai politik.

“Muhammadiyah tidak jadi benalu di sistem kekuasaan, sedemikian Muhammadiyah juga bukan menjadi oposisi, sekaligus juga tidak anti kekuasaan. Di situlah posisi Muhammadiyah,” tegas Haedar Nashir.

Tidak Memiliki Tradisi Oposisi, Melainkan KKE: Kritis, Konstruktif, Etis

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Busyro Muqoddas, menegaskan bahwa Muhammadiyah tidak memiliki tradisi oposisi. Setajam apapun kritik yang disampaikan Muhammadiyah, tetap berada dalam koridor KKE: Kritis, Konstruktif, dan Etis.

Kritis dalam arti berbasis keilmuan (objektif), Konstruktif dalam arti menawarkan solusi alternatif, dan Etis dalam arti menyampaikannya melalui kanal-kanal resmi, konstitusional atau lewat jalur kultural yang arif (bil-hikmah wal-mau’idhatil hasanah).

Meski cara tersebut tidak populer dibanding cara konfrontatif, namun menurut Ridho Al-Hamdi cara ini lebih banyak membuahkan hasil. Muhammadiyah, menurut Al-Hamdi lebih memosisikan diri sebagai “mitra kritis“ dibanding kategori biner “loyalis” atau “oposisi“.

Basis Ideologi Muhammadiyah

Sifat tengahan (at-tawasuth), toleran, dan terbuka untuk kerja sama dalam kebajikan (at-ta’awun) sering ditekankan oleh Muhammadiyah dalam pikiran-pikiran resminya.

Untuk diketahui, pikiran resmi Muhammadiyah berasal dari rumusan bersama pimpinan Persyarikatan lewat forum tertinggi organisasi, baik Tanwir maupun  Muktamar. Pikiran resmi berisi tentang pandangan alam, ideologi, moral, hingga sikap etis Muhammadiyah terhadap berbagai lini kehidupan. Termasuk sikap ideal Muhammadiyah dan warganya kepada negara, pemerintah, dan golongan masyarakat sipil lainnya.

Sejauh ini, ada 19 pikiran resmi yang telah dirumuskan. Dokumen tersebut antara lain:

Muqaddimah Anggaran Dasar (AD) Muhammadiyah (1951); Masalah Lima (1955); Khittah Palembang (1956); Kepribadian Muhammadiyah (1962); Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCH) (1969); Khittah Ponorogo (1969); Khittah Ujung Pandang (1971); Khittah Surabaya (1978); Manhaj Tarjih dan Metode Penetapan Hukum dalam Tarjih Muhammadiyah (1989); Manhaj Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam (2000); Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (2000); Khittah Denpasar (2002); Dakwah Kultural Muhammadiyah (2004); Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Jelang Satu Abad (2005); Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua (2010); Negara Pancasila sebagai Dar al-‘Ahdi wa al-Syahadah (2015); Indonesia Berkemajuan: Rekonstruksi Kehidupan Kebangsaan yang Bermakna (2015); Risalah Pencerahan (2019); dan Risalah Islam Berkemajuan (2022).

Paham Ideologi Gerakan, Muhammadiyah Luwes Mengisi Politik Kebangsaan

Di samping gemar membantu pemerintah dalam bidang sosial, pendidikan, kesehatan, dan agama, Muhammadiyah tidak segan untuk melemparkan kritik keras jika suatu kebijakan merugikan masyarakat kecil dan kaum muslimin.

Namun, ketegangan yang tajam antara Muhammadiyah dengan pemerintah, jarang terjadi secara organisasi. Kecuali ketegangan yang muncul dari tokoh-tokohnya, yang dalam hal ini tidak selalu mewakili sikap organisasi.

Sekian contoh dari ketegangan ini misalnya saat terjadi ketegangan tokoh-tokoh Muhammadiyah dengan pemerintah Kolonial Belanda, Orde Lama dan Orde Baru.

Di masa Orde Baru, beberapa tokoh Muhammadiyah sempat memanas dengan pemerintah, khususnya karena kebijakan penerapan Asas Tunggal. AM Fatwa yang dijuluki “Si Kepala Granit” oleh rezim karena kritik-kritiknya sempat menjadi tahanan politik pasca penolakan Asas Tunggal dan tragedi Tanjung Priok.

Meredam gejolak, Muhammadiyah diwakili oleh Ketua Umumnya, KH AR Fachruddin menyatakan menerima Asas Tunggal. Kekhawatiran umat jika Asas Tunggal merusak akidah dia bantah dengan pengibaratan “memakai helm”.

Di masa Orde Lama, beberapa tokoh Muhammadiyah juga sempat memanas dengan pemerintah karena ketegangan politik saat itu. Buya Hamka bahkan didakwa subversif dan dipenjara oleh Presiden Sukarno pada 27 Januari 1964.

Meredam gejolak, Muhammadiyah di bawah kepemimpinan KH Ahmad Badawi justru memberi anugerah Bintang Muhammadiyah kepada Sukarno satu tahun kemudian.

Anugerah diberikan untuk menghargai jasa Sukarno kepada Persyarikatan. Nampak jika KH Badawi tidak ingin kaum muslimin yang marah pasca penahanan Hamka, menjadi gelap mata dan menidakkan banyak peran Sukarno kepada Islam dan Persyarikatan. Lagipula, Sukarno adalah kader dan anggota Muhammadiyah.

Bedakan Sikap Warga Muhammadiyah dan Sikap Organisasi

Sekelumit contoh di atas menunjukkan kemampuan Muhammadiyah dalam menjalankan kewajiban amar makruf nahi munkar dalam porsi yang berbeda.

Meski mungkin sama-sama memahami ideologi Muhammadiyah, tanggung jawab antara sikap pribadi tokoh sama sekali berbeda dengan tanggung jawab organisasi. Haedar Nashir sering mengibaratkan organisasi Muhammadiyah sebagai pesawat Airbus yang tidak bisa dikemudikan layaknya manuver pesawat jet karena justru akan membahayakan eksistensi Muhammadiyah itu sendiri.

Sikap seksama yang ditunjukkan oleh organisasi  menunjukkan komitmen Muhammadiyah untuk memperjuangkan misi jangka panjang dibanding misi sesaat lewat isu-isu politik tertentu.

“Maksud Persyarikatan (Muhammadiyah) yaitu, 1) memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama di Hindia Belanda; 2) dan memajukan dan menggembirakan kehidupan sepanjang kemauan agama kepada lid-lidnya.“ (Statuten Muhammadiyah 1914)

Cara beramar makruf nahi munkar kepada kekuasaan juga menunjukkan komitmen Persyarikatan untuk menjaga keutuhan NKRI sebagaimana tertulis dalam dokumen Risalah Islam Berkemajuan hlm. 80:

“Negara yang telah diletakkan fondasinya oleh para pendiri harus dirawat dan dikembangkan dengan baik sehingga menjadi kokoh dalam menghadapi tantangan zaman.”

ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Muhammadiyah Dorong Indonesia Berperan Galang Persatuan Internasional Dukung Palestina

Next Post

Refleksi QS. At-Taubah ayat 45-50 terhadap Perilaku Kaum Munafik dalam Perang Tabuk

Baca Juga

Haedar Nashir Resmikan RSU Assakinah Medika PCM Sepanjang
Berita

Haedar Nashir Resmikan RSU Assakinah Medika PCM Sepanjang

08/07/2025
Merawat Kesehatan Mental melalui Perspektif Al-Qur’an dan Hadis
Berita

Merawat Kesehatan Mental melalui Perspektif Al-Qur’an dan Hadis

08/07/2025
Sama-sama Menggunakan Hisab dan Berlaku Global: KHGT dan Kalender Ummul Qura Arab Saudi Tetapkan 1 Muharram 1447 H pada 26 Juni 2025
Berita

Kalender Hijriah Global Tunggal: Langkah Bersejarah Muhammadiyah untuk Persatuan Umat

07/07/2025
Mengenal Istihālah dan Istihlāk dan Bagaimana Penerapannya dalam Hukum Islam
Berita

Muhammadiyah Kembangkan Ilmu Hukum Berbasis Nilai-Nilai Profetik

07/07/2025
Next Post
Doa Khusus Saat Malam Lailatul Qadar

Refleksi QS. At-Taubah ayat 45-50 terhadap Perilaku Kaum Munafik dalam Perang Tabuk

Saad Ibrahim Menjelaskan cara Yasinan Orang Muhammadiyah dan Praktiknya

Kiai Saad Ibrahim: Prinsip Muhammadiyah itu Ngaji Koma, Bukan Ngaji Titik

Hadis Tentang Disunnahkannya Menjenguk Orang Sakit

Hadis Tentang Disunnahkannya Menjenguk Orang Sakit

BERITA POPULER

  • Fungsionalisasi Islam untuk Membangun Tatanan Peradaban Lebih Baik

    Mazhab Hukum yang Dianut Muhammadiyah Adalah Mazhab Profetik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kapan Pelaksanaan Puasa Tasua dan Asyura?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puasa Asyura dalam Riwayat Hadits Ibnu Abbas dan Aisyah RA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inggris Alami Krisis Layanan Lansia, Muhammadiyah Ambil Peluang Dakwah dan Kontribusi Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammadiyah Rencanakan Pembangunan Masjid dan Sekolah di Jepang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dalil-dalil Disyariatkannya Puasa Tasu‘a dan ‘Asyura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kalender Hijriah Global Tunggal: Langkah Bersejarah Muhammadiyah untuk Persatuan Umat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sama-sama Menggunakan Hisab dan Berlaku Global: KHGT dan Kalender Ummul Qura Arab Saudi Tetapkan 1 Muharram 1447 H pada 26 Juni 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Asal Usul Puasa Tasua dan Asyura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah
Login with M-ID

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2024 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.