MUHAMMADIYAH.OR.ID, PAKISTAN – Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) dan Pimpinan Cabang Istimewa ‘Aisyiyah (PCIA) Pakistan periode 2024-2026 resmi dikukuhkan pada Sabtu (12/10) bertempat di KBRI Islamabad, Pakistan. Hadir dalam acara tersebut Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agung Danarto, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Salmah Orbayinah, dan Sekretaris Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Diyah Puspitarini.
Agung dalam kesempatan tersebut menjelaskan tentang tiga fungsi penting PCIM dan PCIA sebagai diaspora atau perwakilan dari Warga Negara Indonesia yang ada di Luar Negeri.
“Pembentukan PCIM dan PCIA berfungsi untuk menjadikan sesama diaspora sebagai saudara. Saya yakin persaudaraan antar diaspora ini dapat dikatakan sangat erat bahkan lebih erat dari arti “Saudara” itu sendiri. Sehingga keberadaan PCIM dan PCIA ini harus dijaga betul keberadaannya,” tutur Agung.
Kedua, adalah fungsi perkaderan. Agung menekankan bahwa fungsi perkaderan ini merupakan fungsi utama yang harus dijalankan oleh setiap PCIM dan PCIA, khususnya di Pakistan).
“Fungsi perkaderan ini merupakan fungsi paling utama bagi PCIM dan PCIA sehingga PCIM dan PCIA perlu menciptakan lingkungan yang baik, sehingga para kadernya dapat belajar dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menyerap ilmu lebih banyak ketika berada di luar negeri,” papar Agung.
Agung juga menyebut bahwa fungsi perkaderan ini adalah tentang bagaimana PCIM dan PCIA memanfaatkan diri untuk menjadi ulama dan pemimpin di masa yang akan datang.
“PCIM dan PCIA Pakistan sebagai diaspora harus memanfaatkan diri untuk menjadi ulama dan pemimpin di masa yang akan datang. Maka dari itu setiap kader perlu berkonsentrasi untuk belajar dan menunjukan bukti keberhasilan di masa depan,” tambah Agung.
Ketiga, Agung menjelaskan bahwa PCIM dan PCIA diharapkan dapat menjadi duta untuk Muhammadiyah.
“PCIM dan PCIA diharapkan dapat menjadi duta untuk Muhammadiyah. Saya harap setiap anggotanya dapat menjalin dan mencari relasi yang sebanyak-banyaknya. Jalin relasi dan hubungan baik sebanyak-banyaknya di Pakistan, maka hal ini akan menjadi salah satu indikator keberhasilan bagi PCIM dan PCIA sebagai perwakilan Muhammadiyah di negara Pakistan,” jelas Agung.
Terakhir, Agung berharap para diaspora di Pakistan yang tergabung dalam PCIM dan PCIA dapat menjadi pemimpin di masa depan, menyumbangkan karya nyata dan memberikan kebermanfaatan serta kemaslahatan bagi umat dan bangsa.
“Saya harap anda pulang ke Indonesia tidak menjadi orang biasa-biasa saja, namun harus menjadi pemimpin bangsa. Sekali lagi selamat atas dikukuhkannya PCIM dan PCIA Pakistan, semoga hal-hal baik pada periode ini akan menghasilkan karya yang nyata dan membawa kepada kebermanfaatan serta kemaslahatan untuk umat dan bangsa,” pungkas Agung. (bhisma)