MUHAMMADIYAH.OR.ID, RIAU – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Saad Ibrahim menghadiri Pembukaan Konsolidasi Nasional Majelis Tabligh PP Muhammadiyah yang mengangkat tema “Gerakan Spiritualitas Muhammadiyah di Era Disrupsi” pada Rabu (18/9) di Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI).
Saad dalam amanatnya menyoroti pentingnya peran mubaligh dalam menyebarkan dakwah Islam yang mencerahkan, khususnya di tengah tantangan era disrupsi yang penuh perubahan.
“Mubaligh harus menggerakkan dakwah dengan semangat tauhid yang kuat serta penyebaran dakwah untuk umat harus terus menyebarkan kebaikan,” ujar Saad.
Saad juga menambahkan bahwa kehidupan manusia bersifat dinamis. Maka dari itu, Ia menekankan agar dalam penyampaian dakwah para mubaligh jangan mudah menjustifikasi seseorang sebagai ahli surga atau ahli neraka hanya karena kondisi mereka saat ini.
“Seseorang bisa saja berada dalam kondisi kafir dan musyrik, namun di kemudian hari bisa saja mendapat hidayah dan bertaubat. Sebaliknya, bisa jadi yang tadinya muslim, kemudian bisa tersesat. Maka dari itu, dakwah harus selalu didasari dengan keikhlasan dan pandangan yang luas terhadap dinamika kehidupan manusia. Kita jangan mudah menjustifikasi orang sebagai ahli surga atau ahli neraka,” tegas Saad.
Memahami Syifa’ dalam Al-Qur’an
Selain itu, Saad juga menyampaikan pentingnya memahami dan mengamalkan amalan khusus yang berfungsi sebagai syifa’ atau obat bagi diri, baik untuk kesehatan fisik maupun mental. Saad menjelaskan, dalam Al-Qur’an terdapat empat ayat yang menggunakan kata syifa’ yaitu QS Yunus: 57, QS An-Nahl: 69, QS Al-Isra’: 82, dan QS Fushilat: 44.
Ayat-ayat tersebut menegaskan bahwa Al Qur’an memiliki kekuatan untuk membina spritualitas, fisik dan mental seseorang.
“Dengan memahami dan mengamalkan ayat-ayat tersebut, kita dapat memperkuat gerakan spiritualitas Muhammadiyah. Sehingga Muhammadiyah tidak hanya membangun umat yang kuat dalam aspek spiritual, tetapi juga sehat secara fisik dan mental,” ujar Saad.
Konsolidasi Nasional Majelis Tabligh PP Muhammadiyah tersebut diharapkan mampu menjadi momentum untuk memperkuat dakwah Islam di tengah tantangan era disrupsi dengan mengedepankan nilai-nilai spiritualitas yang lebih dalam. Melalui peran mubaligh yang aktif, Muhammadiyah terus bergerak dengan semangat tauhid untuk mencerahkan dan membangun umat yang memiliki jiwa spiritualitas tangguh serta fisik dan mental yang sehat. (bhisma)