MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Masa depan bangsa akan ditentukan oleh anak-anak mudanya. Maka anak muda khususnya Angkatan Muda Muhammadiyah supaya menyiapkan agenda strategis menyongsong Indonesia Emas 2045.
Hal itu disampaikan oleh Bendahara Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Hilman Latief pada Kamis (18/7) dalam Apel Milad ke-63 Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Jakarta.
“Karena itu saya berharap betul kepada Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah untuk menyiapkan agenda-agenda strategis yang bisa membawa adik-adik di dalam puncaknya nanti di tahun 2045,” kata Hilman.
Menyongsong Indonesia Emas 2045, kata Hilman, anak-anak muda Muhammadiyah untuk meningkatkan minat baca, baik untuk diri sendiri maupun mempromosikan kesadaran baca ini kepada bangsa secara luas.
Sebagaimana diketahui, minat membaca atau tingkat literasi bangsa Indonesia masih rendah. Faktanya UNESCO menyebut Indeks minat baca masyarakat Indonesia hanya di angka 0,001% atau dari 1,000 orang Indonesia.
“Ini menjadi pekerjaan yang berat terutama untuk Persyarikatan Muhammadiyah yang dari dulu muncul sebagai gerakan Islam yang diajarkan adalah membaca aspek literasi menjadi awal dari gerakan,” tuturnya.
Muhammadiyah sejak awal bergerak di dunia literasi, bahkan mendirikan sekolah menjadi prioritas karena Muhammadiyah mengingkan anak-anak bangsa bisa berpesan di masa mendatang.
“Saya berharap PP IPM bisa fokus pada agenda literasi untuk anak-anak literasi untuk remaja. Literasi yang terkait dengan saintifik, literasi yang terkait dengan kebangsaan,” harap Hilman.
Khususnya pada Milad ke-63 IPM diharapkan memiliki fokus pada inovasi literasi. Literasi digelorakan harus diarahkan kepada penguatan inovasi sosial, ekonomi, dan lain sebagainya. Diharapkan dengan itu kemajuan bangsa bisa terjadi lebih cepat.
“Saya ingin melihat keterlibatan IPM lebih jauh dalam memberikan solusi-solusi yang dihadapi kalangan pelajar dan remaja di Indonesia,” imbuhnya.
Selain itu, IPM juga diharapkan menjadi bagian sebuah entitas yang memberikan literasi keagamaan yang berkemajuan untuk para pelajar di Indonesia. Sehingga melalui peran-peran itu bisa mendorong dan menopang gerakan literasi keagamaan.