MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengungkapkan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam pribumi pertama yang mendirikan fasilitas kesehatan di Indonesia. Hal ini ia sampaikan dalam acara Milad RS AMC Muhammadiyah Ketiga pada Selasa (14/5).
Haedar menegaskan bahwa semangat untuk mendirikan Rumah sakit Muhammadiyah didasari oleh ajaran dari Surat Al Maun. Surat yang terdiri dari tujuh ayat ini memiliki pesan kuat untuk melayani orang-orang yang membutuhkan.
“Semangat dari membangun rumah sakit ini berasal dari QS. Al Maun. Suratnya pendek, tapi maknanya begitu mendalam. Kiai Dahlan sering mengajarkan hal ini kepada murid-muridnya. Meskipun cukup lama, ajaran tersebut kemudian membekas,” ujar Haedar. Ia menekankan bahwa penelaahan yang mendalam terhadap ayat-ayat suci dapat menciptakan gerakan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat.
Menurut Haedar, Surat Al Maun memiliki fungsi ganda. “Surat ini memiliki spirit pro dhuafa sekaligus pro aghniya,” ujarnya. Mereka yang memiliki kelebihan harta atau kekuasaan harus membantu mereka yang berada dalam keadaan lemah, baik secara fisik maupun ekonomi.
Haedar juga menekankan perbedaan ajaran Islam dengan teori Darwin tentang “struggle for life” di mana yang kuat menindas yang lemah. “Dalam Islam, tidak seperti itu. Islam mengajarkan untuk membantu dan melindungi yang lemah,” tambahnya.
Lebih lanjut, Haedar menyatakan bahwa pendekatan Islam terhadap kekayaan juga berbeda dengan paham Marxisme yang mempertentangkan kelas proletar dan borjuis. “Islam tidak memandang kekayaan sebagai sesuatu yang negatif,” ujarnya.
Berdasarkan semangat Al Maun pula, rumah sakit Muhammadiyah-‘Aisyiyah hadir untuk setiap orang atau inklusif. “Rumah sakit ini didirikan dengan semangat profesionalitas. RSMA dikelola oleh organisasi kemasyarakatan sehingga menetapkan harga untuk menghidupi dirinya,” jelas Haedar. Hal ini tidak berarti komersialisasi, tetapi untuk peningkatan pelayanan agar lebih baik.
Haedar juga menekankan pentingnya persaingan dalam pelayanan kesehatan. Dengan semakin ekspansifnya rumah sakit lain yang bersifat business as usual, ekosistem rumah sakit Muhammadiyah-‘Aisyiyah mesti ditingkatkan semakin baik. Rumah sakit Muhammadiyah-‘Aisyiyah berprinsip filantropis, sehingga harus berkompetisi tinggi untuk menjaga kepercayaan masyarakat.