MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti sampaikan sambutan dalam Pembukaan Konferensi Global tentang Hak-Hak Perempuan dalam Islam pada Selasa (14/5) di Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta.
Memulai sambutannya, Mu’ti mengapresiasi atas terselenggaranya acara ini. Menurutnya agenda seperti ini penting untuk menjaga kerukunan umat lintas agama, lintas kebudayaan, ras, dan berbagai suku bangsa. Sekaligus untuk keberlangsungan hidup manusia, sebab juga dibahas masalah ekologi.
Acara yang diikuti kurang lebih 200 peserta perwakilan dari berbagai negara, Mu’ti juga menyampaikan selamat datang. Bahkan untuk menunjukkan keragaman di Indonesia, Mu’ti menyampaikan selamat datang dengan Bahasa Inggris dan Bahasa Jawa.
Isu diskriminasi, domestifikasi, dan kekerasan yang dialami oleh perempuan selalu menjadi masalah yang hangat untuk dibicarakan. Padahal dalam berbagai ajaran agama, termasuk Agama Islam, antara laki-laki dan perempuan itu sama hak dan kewajibannya.
Secara psikologi dan fisik antara laki-laki memang terdapat perbedaan, akan tetapi itu tidak boleh dijadikan landasan akan tindakan diskriminasi. Sebab keduanya sama-sama diciptakan dalam bentuk yang sempurna, dan keduanya berasal dari manusia yang sama yaitu Adam AS.
Menjelaskan Surat Al Azhab ayat 33, Mu’ti mengungkapkan itu bukan ayat untuk membatasi gerak dan peran perempuan di ruang publik. Melainkan dapat ditafsirkan sebagai usaha dari Ajaran Islam untuk membangun keamanan di ruang publik, sehingga perempuan bisa berperan dan memberikan manfaat semakin luas.
Keberpihakan Islam terhadap pendidikan dan kecerdasan perempuan, kata Mu’ti, ditunjukan dengan ‘Aisyah RA yang menjadi periwayat hadis terbanyak setelah Abu Huraira atau ‘Abdurrahman bin Shakhr ad Dausi. Dan ‘Aisyah menginsprasi Muhammadiyah untuk mendirikan organisasi ‘Aisyiyah.
Isu tentang martabat dan kehormatan manusia yang dibahas oleh Muhammadiyah, menurut Mu’ti berdasar pada teologi dan nilai tauhid. Bahwa saling menghormati dan menjaga martabat kemanusiaan merupakan perintah Allah SWT, sebab di mata Allah SWT manusia terbaik tidak dilihat dari jenis kelamin.
“Dalam Islam, manusia yang terbaik adalah mereka yang memiliki ketakwaan yang baik. Tidak dilihat dari segi fisik atau materialnya,” katanya.
Sebelum menutup sambutannya, Abdul Mu’ti berharap dari acara ini meneguhkan martabat manusia, termasuk martabat perempuan. Muhammadiyah sebagai salah satu yang mendukung acara ini optimis itu dapat diwujudkan, sebab telah berpengalaman dengan ‘Aisyiyah yang telah berdiri sejak 1917 dan bertahan sampai sekarang.
Tidak hanya bertahan, ‘Aisyiyah juga terus tumbuh dengan berbagai Amal Usaha nya yang terus bertambah. Saat ini sudah memiliki Universita di Yogyakarta, Bandung, dan Surakarta. Selain itu, ‘Aisyiyah juga mempelopori lahirnya Taman Kanak-kanak, yang saat ini sudah ada ribuan dan tersebar sampai di berbagai negara.
“ ‘Aisyiyah saat ini sudah sangat powerfull, dan tidak menutup kemungkinan di masa depan ‘Aisyiyah akan lebih powerfull ketimbang Muhammadiyah,” seloroh Mu’ti.
Dalam mendukung gerakan perempuan berkemajuan, Muhammadiyah melalui fatwa juga mendukung berbagai gerakan yang dilakukan perempuan untuk memaksimalkan potensi mereka, supaya mereka bisa berperan di ruang publik demi terciptanya ruang publik yang inklusif dan maju secara bersama-sama.