MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kegemilangan Rumah Sakit Asri Medical Centre (RS AMC) Muhammadiyah. Meskipun baru berusia tiga tahun, rumah sakit yang dikelola oleh Muhammadiyah ini telah menunjukkan peningkatan yang luar biasa.
Menurut Haedar, kesuksesan ini tidak terlepas dari kontribusi berbagai pihak yang terlibat langsung dalam pengelolaan rumah sakit. Dukungan dan komitmen dari seluruh jajaran rumah sakit diharapkan dapat mendorong RS AMC untuk terus memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat, selaras dengan nilai-nilai dan semangat yang diusung oleh Muhammadiyah.
“Kegemilangan ini tidak lepas dari spirit dan pengkhidmatan dari para direksi, pengurus, dokter, perawat, komisaris, dewan pengawas, dan semuanya. Tanpa pengkhidmatan, RS AMC ini tidak akan berkembang pesat,” ucap Haedar dalam acara Milad RS AMC Muhammadiyah Ketiga pada Selasa (14/05).
Haedar menekankan pentingnya menjaga kualitas RS AMC. “Kualitas RS AMC ini harus terus dirawat,” ujarnya. Ia juga mengajak semua pihak untuk menjadikan pencapaian ini sebagai bentuk rasa syukur dan terus mendukung upaya peningkatan pelayanan kesehatan di masa mendatang.
Haedar menambahkan bahwa Muhammadiyah termasuk ‘Aisyiyah sudah memiliki lebih dari 100 rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya, termasuk di pulau Papua. Meskipun terus berkembang pesat, tantangan yang dihadapi tidak kalah berat. Haedar berharap ke depan seluruh RS Muhammadiyah-‘Aisyiyah ini tidak hanya dapat menolong masyarakat selebar-lebarnya, namun juga terus meningkatkan kualitas pelayanannya.
Haedar mengungkapkan bahwa Muhammadiyah merupakan gerakan Islam pribumi pertama di Indonesia yang mendirikan fasilitas kesehatan. Semangat mendirikan rumah sakit oleh Muhammadiyah didasari oleh nilai-nilai yang terkandung dalam Surat Al-Ma’un. Surat yang terdiri dari tujuh ayat ini memiliki semangat kuat untuk melayani orang-orang yang memerlukan bantuan.
“Semangat dari membangun rumah sakit ini adalah dari QS. Al Maun. Suratnya pendek tapi punya makna yang begitu mendalam. Kiai Dahlan biasa mengajarkan hal ini kepada murid-muridnya. Cukup lama tapi kemudian begitu membekas,” tutur Haedar menggambarkan bahwa penelaahan yang tepat dalam memahami ayat suci dapat menciptakan gerakan sosial yang bermanfaat.