MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Agama Islam tidak mengenal derajat atau kepangkatan duniawi, sehingga dalam susunan shaf salat tidak harus yang paling depan adalah yang jabatannya tinggi.
Oleh karena itu, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Busyro Muqoddas pada Senin (22/4) dalam Kultum Bakda Zuhur di Masjid Kantor PP Muhammadiyah di Yogyakarta mengajak semua tanpa terkecuali untuk memakmurkan masjid.
Busyro menjelaskan, memakmurkan masjid tidak hanya dengan ritual-ritual khusus seperti salat, tapi juga bisa dengan berbagai kegiatan, sehingga setiap muslim hatinya tetap terpaut dengan masjid.
Salah satu kegiatan yang semarak untuk memakmurkan masjid, kata Busyro adalah acara buka bersama waktu Bulan Ramadan, maupun pada hari-hari di mana muslim menjalankan Ibadah Puasa Syawal atau Puasa Senin dan Kamis.
Selain tidak memandang pangkat atau jabatan, dalam Islam juga tidak membedakan si miskin dan si kaya dalam beribadah, mereka memiliki kesempatan yang sama dalam beribadah dan ikut memakmurkan masjid.
Dalam kegiatan memakmurkan masjid, semua muslim bisa mengambil peran sesuai dengan kemampuan masing-masing. Bisa membantu dengan harta, tenaga, pikiran, dan lain sebagainya.
Menceritakan pengalamannya di salah satu masjid di Yogyakarta, Busyro menyampaikan ada sekelompok ibu-ibu janda yang hidupnya sederhana, tidak kaya, tapi semangatnya luar biasa dalam memakmurkan masjid.
“Saya kira ini yang disebut dengan kata-kata mutiara, yang disebut orang kaya itu bukan karena hartanya banyak, tetapi yang disebut orang kaya itu juga yang kaya jiwa, kaya hati,” kata Busyro.
Kekayaan hati dan jiwa tersebut menurutnya tercermin dalam perilaku orang itu dalam kesehariannya. Seperti yang dilakukan oleh sekelompok ibu-ibu tadi, meski hidupnya sederhana tapi semangat berbaginya begitu besar.
Mereka bergembira sebab bisa berbagi atas apa yang dimiliki, yaitu dengan tenaganya untuk memasak bareng bagi orang-orang yang ikut berbuka puasa bersama, dan sahur bareng di masjid dekat tempat tinggalnya.
