MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Hadirnya Bulan Ramadan menjadi kesempatan untuk memperbaiki diri, meningkatkan iman, dan takwa, serta memperdalam pengetahuan atau ilmu Agama Islam.
Aktivitas mendekatkan diri lebih intensif dengan Agama Islam juga dilakukan oleh komunitas-komunitas mualaf yang didampingi oleh Muhammadiyah. Bahkan tidak hanya penguatan keagamaan, tapi juga ekonomi dan sosial lainnya.
Dalam penguatan keagamaan, komunitas mualaf ini didampingi oleh Lembaga Dakwah Khusus (LDK). Sebagaimana yang disampaikan oleh Wakil Ketua LDK PP Muhammadiyah, Agus Trisundani pada Selasa (2/4) dalam PTV Show yang disiarkan oleh TVMU.
“LDK dengan pembinaan spiritualnya lalu Lazismu nanti ada pembinaan secara ekonomi,” tuturnya.
Pada Ramadan 1445 H ini, LDK PP Muhammadiyah secara intensif menyelenggarakan Pesantren Mualaf di berbagai daerah seperti di pedalaman Suku Baduy, Berau, Kokoda, Mentawai, dan lain sebagainya.
Agus menjelaskan, salah satu tujuan Pesantren Mualaf adalah untuk mendidik para mualaf sehingga mereka bisa menjadi da’i bagi komunitas mereka sendiri. Pembinaan juga diberikan oleh Muhammadiyah sampai dengan pendidikan formal.
Tidak hanya tentang pendidikan agama, program bagi mualaf juga diberikan untuk memperbaiki kesejahteraan. Dalam hal ini, kata Agus, LDK selain menggandeng Lazismu juga berkolaborasi dengan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM).
Dalam kesempatan sama, Manajer Program Kemanusiaan dan Lingkungan Lazismu Pusat, Nazhori Author menyebutkan, mualaf ini menjadi salah satu dari penerima zakat atau asnaf, dan Pesantren Mualaf ini sebagai program yang tak terpisahkan.
“Program itu menjadi suatu program yang perlu mendapat perhatian khusus seperti itu,” ungkapnya.
Pendampingan yang diberikan oleh Muhammadiyah untuk komunitas mualaf tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat, sebab membutuhkan perhatian khusus dan pendampingan secara berkelanjutan.
Nazhori Author menjelaskan, sebab pendampingan yang diberikan bukan hanya dari sisi penguatan akidah tetapi juga kesejahteraan, serta transformasi sosial dari identitas mereka yang sebelumnya menjadi muslim.