MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhammad Sayuti menyampaikan, tantangan terbesar umat Islam zaman sekarang adalah keseimbangan menjadi hamba dan khalifatullah.
Amanah yang diberikan kepada Umat Islam untuk menjadikan Islam sebagai rahmatan lil alamin, namun dalam pandangan Sayuti, amanah itu masih belum tuntas ditunaikan oleh Umat Islam mulai dari yang kecil sampai terbesar.
Dalam Ceramah Tarawih di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Kamis malam (21/3), Sayuti menyinggung peran sederhana dalam melaksanakan amanah itu seperti tidak membuang sampah sembarangan.
“Padahal islam sangat-sangat menghargai menjunjung tinggi nilai-nilai kebersihan. Jadi para jemaah PR kita masih banyak dalam konteks mewujudkan kuntum khairu ummat,” kata Sayuti.
Sementara itu, dalam konteks Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, tapi indeks korupsinya masih tinggi. Menurut Sayuti ini juga menjadi problem dan tantangan serius Umat Islam.
Oleh karena itu, misi rahmatan lil alamin ditunaikan oleh Muhammadiyah melalui pendirian Amal Usaha (AUM) termasuk di bidang pendidikan, seperti pendirian UAD, dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) lainnya.
Langkah itu diambil oleh Muhammadiyah sekaligus juga untuk memakmurkan negeri ini, sebagai konsekuensi atas amanah khalifatul fil ardh.
Menurutnya, dengan amanah tersebut dan segala Pekerjaan Rumah (PR) yang masing menggunung yang dihadapi oleh Umat Islam, maka diperlukan langkah transformatif mulai dari individu sampai secara komunal.
“Karena itu kita Umat Islam harus bertransformasi dari capaian-capaian yang kuantitatif, kuantitatif pun masih banyak PR apalagi capaian-capaian yang kualitatif,” tuturnya.
Melalui PTMA, Muhammadiyah berusaha mengajak Umat Islam untuk bertransformasi melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam konteks mengambil alih peradaban yang lebih baik.