MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas menyoroti rencana merger yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia (BMI) dengan BTN Syariah. Dia berharap untuk ditunda, sebab khawatir pembiayaan untuk UMKM semakin tidak diperhatikan.
Rencana merger yang dilakukan oleh keduanya dikhawatirkan Abbas berdampak pada semakin rendahnya pembiayaan kepada kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi pemberdayaan dan UMKM ini menjelaskan, keberadaan bank termasuk BMI seharusnya memiliki keberpihakan lebih terhadap UMKM sebagaimana yang diharapkan oleh pemerintah.
“Keberpihakan yang jelas kepada UMKM yang jumlahnya 99,99 persen dari total pelaku usaha di negeri ini, sementara usaha besar atau korporasi jumlahnya hanya 0,01 persen dari total pelaku usaha yang ada,” katanya.
Menurutnya, dalam menghadapi tantangan bank tidak harus melakukan merger. Tapi harus ditinjau dari beberapa sisi, termasuk diantaranya adalah merubah orientasi dari manajerial perbankan tersebut.
“Kalau selama ini mereka lebih fokus kepada pembiayaan korporasi atau usaha besar, ke depan mereka harus lebih fokus untuk memajukan UMKM sehingga diharapkan jumlah kelas menengah kita akan semakin membesar,” katanya.
Pemerhati Ekonomi Islam ini menjelaskan, melalui suntikan biaya dari perbankan yang semakin berpihak kepada kelompok usaha UMKM, turut menaikkan kelas mereka yang awalnya dari kelas rendah ke menengah.
Mengutip sambutan Presiden Joko Widodo pada 20, Februari 2024 di Jakarta. Anwar Abbas menyampaikan, jumlah pembiayaan kepada kelompok usaha UMKM sampai sejauh ini baru dikucurkan tidak lebih dari 19 persen, itu masih belum ideal.
“Untuk itu kedepan kita harapkan agar BMI tampak lebih jelas komitmennya untuk mendukung dan memajukan UMKM,” katanya.
Pada penghujung proses Pemilu 2024, Anwar Abbas berharap suksesi kepemimpinan berjalan dengan baik, aman, tentram, damai, dan lancar. Dia berharap siapapun nanti yang terpilih harus menunjukkan keberpihakan terhadap kelas masyarakat rendah, dan mengusahakan kesejahteraan mereka.