MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Implementasikan dakwah kultural sesuai pembahasan Pengajian Ramadan 1445 H beberapa waktu yang lalu, Masjid At Tanwir Kantor PP Muhammadiyah Jakarta miliki tradisi baru, yaitu Pengajian Malam Nuzulul Qur’an.
Tradisi baru ini, kata Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dadang Kahmad mencerminkan dakwah yang dilakukan oleh Muhammadiyah tidak ‘melangit’ tapi juga membumi sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat atau umat.
“Berdakwah seperti itu biasanya kita ini bergelut di dunia kelas menengah, di dunia elit. Dengan pengajian kemarin kita disadarkan bahwa ternyata lapisan masyarakat Indonesia itu tidak hanya kaum menengah,” kata Dadang pada Selasa (26/3) di Masjid At Tanwir Jakarta.
Reaktualisasi dakwah kultural menurut Dadang semakin mengokohkan dakwah Muhammadiyah di setiap level kelas masyarakat. Sebab selama ini Muhammadiyah dianggap hanya concern di masyarakat kelas menengah ke atas, padahal Muhammadiyah sejak awal sampai sekarang juga berdakwah di kelas bawah.
Oleh karena itu, mubalig Muhammadiyah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat di berbagai kelas tersebut harus memiliki pengetahuan tentang karakteristik kelas masyarakat itu. Dia berharap dengan pengetahuan itu, dakwah Muhammadiyah bisa efektif dan efisien.
“Oleh karena itu mungkin ini satu tradisi yang perlu kita lanjutkan di kemudian hari, dan ternyata memang bagus untuk mengingatkan kembali kita kepada sejarah turunnya Al Qur’an al karim, Kitab Suci yang kita cintai ini,” kata Dadang.
Sebagai informasi, Masjid At Tanwir ini berada satu kompleks dengan Gedung Dakwah PP Muhammadiyah di Jl. Menteng Raya, No. 62, Jakarta Pusat. Masjid yang diresmikan pada 2021 ini mampu menampung sampai 1.000 jemaah, dan desain gedungnya yang ramah lingkungan.
