MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PP Muhammadiyah Ridho Al-Hamdi dalam Pengajian Tarjih Muhammadiyah, pada Kamis (15/2) mengungkap terimakasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang turut dalam musyawarah demokrasi pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Ridho menegaskan bahwa turut serta dalam Pemilu juga menjadi bagian dari menyelamatkan semesta dan mensejahterakan Indonesia.
“Menjalani salah satu hak warga negara dalam Pemilu adalah salah satu bentuk bela negara, bela negara adalah bentuk ibadah dan bernilai palaha. Secara langsung, turut dalam mensukseskan Pemilu juga bentuk menyelamatkan semesta dan menjadikan Indonesia sejahtera”, ujarnya.
Pelaksanaan Pemilu tahun 2024 saat ini telah memasuki fase penghitungan suara. Pada saat ini para pendukung dari setiap calon menginginkan pasangan yang didukung terpilih menjadi pemenang dalam Pemilu saat ini. Namun dibalik bentuk dukungan tersebut, hendaknya seluruh masyarakat Indonesia berdoa dan memberikan dukungan bukan hanya kepada yang didukung saja, melainkan kepada pemimpin yang terpilih nanti agar bisa mengemban amanah yang telah diberikan.
Ridho menegaskan bahwa pemilih setelah Pemilu saat ini harus berfikir secara cerdas dan bersikap ikhlas dalam menyikapi hasil pemilu. Harus tetap berakhlak dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara karena hasil Pemilu bukan untuk merusak akhlak dan pola pikir, sebaliknya menjadi wadah dalam membentuk akhlak dan cara berfikir positif untuk mengutamakan kepentingan bangsa Indonesia.
“Sebagai warga negara, tugas kita tidak berhenti hanya sampai di bilik suara, melainkan tugas kita adalah tetap menjaga akhlak dan jiwa kita dalam menyikapi hasil yang akan segera kita ketahui. Kita harus cerdas dan bijak meyikapi proses demokrasi dan mengawal proses Proses pemilu sampai akhir”, lugasnya.
Pemilu bukan menjadi pemecah belah dan penyebab penyimpangan moral dalam perbedaan pilihan. Namun menjadikan warga negara dan masyarakat sipil menjadi berbenah dalam memaknai konsep Bhineka Tunggal Ika sebagai bentuk sesungguhnya bahwa perbedaan yang menjadikan kebersatuan. (Billy)