MUHAMMADIYAH.OR.ID, PONTIANAK – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir sampaikan empat pesan pada Tanwir I Nasyiatul Aisyiyah di Kota Pontianak secara daring pada Jumat (12/1).
Haedar berharap, Tanwir I ini akan melahirkan keputusan-keputusan yang terbaik untuk gerakan Nasyiah yang berkemajuan. Pesan ini disampaikan agar Nasyiah tidak bergerak secara spontan, apalagi bergerak tanpa pijakan dan arah.
Sebab Muhammadiyah, termasuk Nasyiah bukan gerakan spontan, melainkan gerakan yang dilandasi fondasi Islam untuk mewujudkan nilai-nilai ajaran Islam yang bersifat akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah duniawiyah.
“Dalam konteks ini Muhammadiyah selalu terpanggil untuk menjalankan misi dakwahnya, yakni menyebarluaskan dan memahamkan serta mewujudkan Islam dalam kehidupan nyata dimulai dari kita,” kata Haedar.
Kedua, Haedar berpesan agar Nasyiah tetap bergerak sebagai gerakan kemasyarakatan yang berkarakter dakwah. Karakter ini melekat pada Muhammadiyah dan Nasyiah sebagai gerakan dakwah yang argumentatif, serta menjunjung tinggi ilmu pengetahuan yang membawa kebaikan.
“Maka pastikan bahwa Muhammadiyah – Nasyiatul Aisyiyah betul-betul istikamah di jalur dakwah, apalagi kita Muhammadiyah dan seluruh organisasi otonom dan seluruh komponen organisasi yang ada di dalamnya dengan garis kepribadian dan khittah Muhammadiyah,” ungkapnya.
Ketiga yaitu penegasan bahwa Nasyiah adalah organisasi yang menjalankan misi tajdid. Maka jadikan Tanwir I Nasyiatul Aisyiyah sebagai alat untuk memperbaharui gerakan. Alam pikir Nasyiah yang maju, dan menjadi bagian hidup masyarakat.
Haedar menekankan, kepemimpinan di lingkungan Muhammadiyah selalu membawa nilai. Sebab kepemimpinan di Muhammadiyah adalah estafet risalah kenabian yaitu untuk menyempurnakan akhlak manusia, serta melanjutkan risalah pembaharuan (tajdid).
Pembaharuan ini berlaku pada aspek kebangsaan, dan kemanusiaan semesta termasuk aspek politik. Muhammadiyah memandang, dakwah yang ditempuh oleh persyarikatan adalah kemasyarakat. Tidak terlibat dalam politik praktis, namun tetap memberikan keluasan bagi kader yang ingin berjuang di arena politik.
“Angkatan Muda Muhammadiyah, kader Muhammadiyah jangan merasa Muhammadiyah dan kita pergerakannya itu selalu kurang-kurang, dan kurang. Apalagi merasa kesempitan bergerak. Syukuri apa yang telah kita tempuh, perbaiki apa yang kurang, tetapi kita harus terus bergerak,” katanya.
Keempat, adalah berpegang pada nilai-nilai luhur dan prinsip yang kuat. Penggalan Surat Al Baqarah ayat 189 Al Birru Manittaqa, maka gerakan Nasyiah selalu menjunjung tinggi kebaikan dan ketakwaan sebab itu adalah nilai pembingkai gerakan.
“Tidak asal bergerak, pilihan-pilihan keputusannya juga tidak asal keputusan-keputusan yang bersifat sesaat, tetapi selalu mempertimbangkan hal-hal yang mendasar,” ungkapnya.
Haedar juga berpesan untuk memperkuat program kemasyarakatan, sebab persoalan masyarakat yang semakin kompleks. Selain memperkuat juga memfokuskan gerakan agar tujuan bisa dicapai. Pesan kelima ini dimaksudkan Haedar supaya program yang diambil oleh Nasyiah bisa fokus dan realistis.