MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Dinamika kepemimpinan dari setiap orang di muka bumi sejatinya masih banyak yang mesti dibenahi dan hendaknya menjadi seseorang yang uswatun hasanah dalam memimpin.
Sejatinya seseorang harus memiliki beberapa aspek yang perlu diperlihatkan dalam memimpin diri, memimpin keluarga, maupun memimpin suatu kelompok yang lebih besar lagi salah satunya adalah aspek dalam bertutur kata dan perbuatan yang baik diiringi dengan kejujuran.
Oleh karena itu, menurut Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais, salah satu ciri pemimpin yang baik dan teladan dalam membawa kelompoknya menuju jalan kebenaran.
Dalam agenda Kajian Bulanan Rutin Pegawai Kantor PP Muhammadiyah pada, Jumat (05/01) bertempat di Ruang Aula Kantor PP Muhammadiyah. Dahlan menyampaikan bahwa kepemimpinan itu yang utama adalah keteladanan.
Keteladanan menurutnya tercermin dari karakteristik inti yaitu amal dan perbuatan. Tidak dengan menebar janji-janji dan tidak juga berkamuflase maupun pencitraan.
“Setiap yang memiliki tutur kata yang baik pasti akan diiringi oleh perilaku yang baik pula. Saat berkata ia benar dan saat berbuat ia baik”, ujarnya.
Poros penting dalam memimpin selanjutnya adalah aspek kejujuran. Saat bertutur kata dan berperilaku baik dibarengi dengan kejujuran maka seseorang telah menjadi pemimpin yang tulus.
Konteks kejujuran masih relatif umum, namun sejatinya dalam memimpin maka seharusnya memiliki dasar kejujuran seperti; jujur kepada Allah, kepada diri sendiri, dan kepada orang lain.
Dahlan mengungkap, dengan membawa kejujuran dalam kepemimpinan maka kejujuran tersebut yang akan membawa dalam kebaikan sehingga kebaikan akan membawa ke surga. Di sisi lain, keculasan dan kebohongan akan menimbulkan kemurkaan Allah juga akan merugikan diri maupun orang lain.
”Kejujuran itu menumbuhkan kepercayaan dan kepercayaan itu akan mempermudah setiap urusan. Sebaliknya, kebohongan atau keculasan menumbuhkan kecurigaan dan setiap kecurigaan akan menghambat setiap urusan”, tandasnya.
