MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Di hadapan 5.000 lebih warga Muhammadiyah DKI Jakarta, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir pesankan tentang menghidupkan gerakan warga persyarikatan di akar rumput.
Di tengah kehidupan kota yang megapolitan, Muhammadiyah telah memiliki berbagai Amal Usaha (AUM). Akan tetapi itu tidak cukup, Muhammadiyah harus memiliki perhatian untuk warga persyarikatan di akar rumput.
Pada perayaan Milad ke-111 Muhammadiyah yang diselenggarakan PWM DKI Jakarta pada (3/12), Haedar berpesan empat hal untuk Muhammadiyah di DKI Jakarta. Pertama, menanamkan nilai agama yang damai dan menyatukan.
Hemat Haedar, agama Islam dalam bingkai Muhammadiyah juga harus toleran sekaligus memajukan, mencerahkan nurani, akal pikiran umat dan warga bangsa yang memiliki keadaban tinggi.
“Ini penting di tengah gelombang perubahan yang luar biasa termasuk kehadiran medsos,” ungkap Haedar.
Kedua, Muhammadiyah tetap berkomitmen untuk membina masyarakat agar tetap memiliki nilai luhur yang meliputi, nilai agama, Pancasila, dan nilai budaya luhur bangsa. Nilai-nilai tersebut memang menjadi perekat bangsa ini.
“Bangsa yang tidak punya value, bisa maju hebat tapi keropos,” kata Guru Besar Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Ketiga, Muhammadiyah harus komitmen untuk meningkatkan AUM bidang pendidikan, kesehatan, dan sekarang merambah bidang ekonomi. Lebih-lebih bidang ekonomi, karena ketimpangan kelas masih sangat curam.
Gerakan Muhammadiyah di bidang ekonomi, imbuhnya, akan dilakukan dari dasar, tidak dengan ekonomi yang instan. Muhammadiyah mendorong ekonomi yang berdasar pada kemandirian.
Keempat, Muhammadiyah perkuat komitmen peran kebangsaan mengawal konstitusi, integrasi, dan kemajuan bangsa. Selain itu, Muhammadiyah juga mengajak untuk saling bersinergi dalam peran kebangsaan ini.
Sementara itu tentang sikap politik, Muhammadiyah mengembangkan sikap politik kebangsaan non-partisan. Sejak awal Muhammadiyah komitmen menempatkan diri tidak berpolitik praktis.
“Tapi kita mendorong agar politik praktis yang dilakukan oleh partai politik, termasuk sekarang capres-cawapres, kemudian para caleg itu menjalankan politik yang merebut hati rakyat, tapi silahkan dengan cara yang elegan,” ungkapnya.
Selain elegan, sikap politik merebut hati rakyat juga dilandasi dengan martabat, serta tidak menyalahi konstitusi. Serta yang paling penting adalah komitmen utama untuk menyejahterakan, memakmurkan, dan memajukan bangsa Indonesia ini.
“Kekuasaan itu tidak akan berarti apa-apa, dan bukan soal kemenangan, tetapi amanat – mandat dari rakyat, amanat – mandat dari Indonesia, supaya Indonesia menjadi makmur dan berkemajuan,” tandas Haedar.