MUHAMMADIYAH.OR.ID, MEDAN – Selain mengajarkan ilmu dan kemampuan instrumental, salah satu tanggung jawab dunia akademik adalah mengajarkan nilai-nilai luhur tentang kebenaran, kebaikan, dan kepantasan yang terangkum dalam aspek etika.
Bagi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA), penekanan tanggung jawab etika ini dianggap berlipat ganda karena PTMA membawa risalah Islam yang luhur tentang moralitas berbasis akhlak, iman, dan takwa.
Kesadaran inilah yang diminta oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir dipahami oleh seluruh PTMA beserta kampus-kampus lain di Indonesia agar mendidik generasi muda menjadi generasi yang cerdas secara kognitif, sekaligus berkarakter mulia.
“Ilmu juga mengajarkan etika, moral, dan akhlak karena di dunia ilmu dan dunia akademik, terutama PTMA, kita ditanamkan (hadis) Innama bu’istu li-utammima makarimal akhlaq. Dan dari situlah saya yakin seluruh insan dan seluruh warga bangsa kita tahu mana yang baik dan yang buruk, yang pantas dan tidak pantas sehingga hidup kita tidak menerabas, ambil jalan pintas dan melakukan sesuatu yang bersifat oportunisitik, yang penting nilai guna. Baik guna kuasa, guna materi, dan guna segala kesenangan inderawi duniawi tapi melanggar kebenaran, melanggar kebaikan dan melanggar etika yang luhur,” pesannya.
Dalam Pengukuhan Empat Guru Besar UMSU di Kampus Jalan Kapten Mukhtar Basri, Medan, Sabtu (23/12), Haedar menyebut penanaman etika, moral, dan integritas kepada mahasiswa dan insan kampus akan berpengaruh besar pada tata kelola kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Karena tanpa kebenaran, tanpa kebaikan dan tanpa etika, hidup kita menjadi hampa dan kehilangan substansinya. Manusia, apapun dia harus hidup berdasar value, nilai. Dan itulah yang membedakan manusia dari insan yang lain, sehingga dalam perjuangan hidup kita mengejar materi dan kekuasaan, (perjuangan itu) tidak hanya untuk materi dan kekuasaan, tapi untuk memperjuangkan dan hidupnya benih-benih kebenaran, kebaikan, dan segala etika luhur akal budi manusia. Bahkan untuk memperjuangkan kebenaran pun agama (Islam) mengajarkan tidak boleh dengan cara yang munkar sehingga hal-hal yang benar harus diperjuangkan dengan cara yang benar dan hikmah,” tegasnya. (afn)