MUHAMMADIYAH.OR.ID, SEMARANG—Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, memberikan apresiasi kepada Pimpinan Daerah Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PDMA) Kota Semarang atas kontribusinya dalam penurunan angka stunting di Ibu Kota Jawa Tengah.
Pujian tersebut disampaikan Mbak Ita, sapaan akrabnya, ketika hadir dalam apel akbar Milad Muhammadiyah ke-111 dengan tema “Ikhtiar Menyelamatkan Semesta” di halaman Balai Kota Semarang pada Minggu pagi (10/12).
Mbak Ita mengapresiasi keterlibatan Muhammadiyah, terutama kelompok ‘Aisyiyah, yang memberikan perhatian khusus kepada putri-putri remaja dan calon ibu, terutama wanita hamil. Ia menyebut langkah ini sebagai awal yang tepat dalam upaya pencegahan stunting.
Dalam sambutannya, Mbak Ita menyatakan kagum atas komitmen perjuangan Muhammadiyah dalam menangani stunting. Pemkot Semarang dan masyarakat mengucapkan terima kasih atas kontribusi Muhammadiyah dalam upaya penurunan stunting dan pencegahan penanganan HIV Aids.
Mbak Ita berharap agar PDM Muhammadiyah Kota Semarang terus berkomitmen mendukung program prioritas Pemerintah Kota, khususnya penanganan stunting. Ini sejalan dengan target Pemkot Semarang untuk mencapai zero stunting pada tahun 2024.
Menurutnya, keluarga besar Muhammadiyah memiliki peran penting dalam mewujudkan target tersebut. Ia berharap keterlibatan mereka dapat semakin intensif, karena Pemkot Semarang bercita-cita mencapai zero stunting pada tahun 2024.
Lebih lanjut, Mbak Ita menjelaskan bahwa saat ini terdapat 916 anak yang mengalami stunting di Kota Semarang, mengalami penurunan dari angka sebelumnya, yaitu 932 anak. Namun demikian, ia terus mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang untuk memberikan perhatian khusus kepada remaja putri agar menjaga pola hidup yang baik.
Mbak Ita menegaskan bahwa pencegahan stunting tidak hanya berkaitan dengan anak, melainkan harus dimulai dari remaja putri, calon pengantin, pengantin, hingga ibu hamil. Prioritas diberikan kepada ibu hamil, karena jika tidak diatasi, anak yang dilahirkan dapat mengalami stunting. Oleh karena itu, pendekatan pencegahan KEK (Kurang Energi Kronis) atau anemia diarahkan kepada ibu-ibu atau calon ibu.