MUHAMMADIYAH.OR.ID, MALANG – Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia, Prabowo Subianto hadir pada Stadium Generale di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Malang, Jawa Timur, Rabu (27/9).
Selain memberikan kuliah umum, Menhan juga menandatangani Nota Kesepahaman di bidang Tri Darma Pendidikan antara Kementerian Pertahanan dengan UMM. Pada pidatonya, Menhan memuji program Profesor Penggerak Masyarakat UMM yang dia sebut khas dengan kultur Persyarikatan.
“Saya sekarang tambah optimis. Dengan kedatangan saya di kampus ini, sekarang tokoh-tokoh kampus, ada profesor-profesor yang mau turun gunung, yang mau bekerja di tengah-tengah rakyat mengatasi kesulitan-kesulitan rakyat. Ini luar biasa. Terima kasih, dan ini nampaknya adalah tradisinya Muhammadiyah,” ucapnya.
Menhan Prabowo Subianto juga menyinggung peran besar Persyarikatan dalam membina eksistensi Indonesia di sepanjang sejarah nasional. Khidmat melalui bidang sosial dan pendidikan, kata dia memberi dampak besar bagi kemajuan bangsa.
“Hanya dengan pendidikan kita bisa mengatasi kemiskinan, mewujudkan kesetaraan, kehormatan dan kemerdekaan sejati,” ujarnya.
“Muhammadiyah yang banyak jasanya bagi perjuangan republik ini. Muhammadiyah pernah melahirkan dua presiden. Sukarno dari keluarga Muhammadiyah, Soeharto dari keluarga Muhammadiyah, sekolah Muhammadiyah,” kata Prabowo.
“Pendiri Tentara Nasional Indonesia, Jenderal Sudirman, adalah kepala sekolah SMA Muhammadiyah di Purwokerto,” tambahnya. Warisan sejarah dan kultur Muhammadiyah untuk berkhidmat pada umat, bangsa, dan kemanusiaan ini kata dia harus diteladani oleh mahasiswa UMM.
“Banyak anak-anak muda, kiai kita, banyak mahasiswa kita, yang merebut kemerdekaan bukan hanya bicara, pidato, tapi mempertaruhkan nyawa,” tegasnya.
Sementara itu, Rektor UMM, Fauzan menjelaskan bahwa kampus yang dia pimpin memang berupaya mengakselerasi kemajuan lewat berbagai program pusat keunggulan (Center of Excellence) sejak 2018. Selain bersifat fleksibel lintas jurusan, program yang menyasar agar lulusan UMM menjadi sarjana generik ini kata dia telah diapresiasi oleh UNESCO Asia Pasifik.
Komitmen UMM memajukan masyarakat kata dia juga ditegaskan lewat program Profesor Turun Gunung yang bekerja sama dengan APKASI (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia).
“Dalam rangka mengejawantahkan Muhammadiyah untuk bangsa, kami bikin Profesor Penggerak Masyarakat. Profesor turun gunung karena kami menyadari kampus adalah bagian dari entitas sosial, maka tanggung jawabnya adalah sebagai problem solver terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa. Kampus tidak boleh berada dalam menara gading, membuat ekosistem sendiri yang jauh dan sulit disentuh oleh masyarakat,” pungkasnya. (afn)