MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir pada, Ahad (14/5) melakukan Ground Breaking Kampus 1 Unit B Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Jl. Kapas, No. 9, Semaki, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.
Gedung yang nantinya akan digunakan sebagai tempat perkualiahan Fakultas Ekonomi dan Psikologi ini direncanakan berdiri delapan lantai dengan ketinggian 31 meter, luas area 2100 meter persegi, dan luas bangunan 9872 meter persegi dengan anggaran Rp. 80 miliar. Direncanakan gedung ini akan diselesaikan dengan dua tahap.
Rencana pendirian kampus 1 unit B ini sudah lama, pasalnya jumlah mahasiswa UAD terus bertambah secara dinamis. Bahkan pada Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) pada Tahun Ajaran (TA) 2023, UAD mencanangkan akan menerima sebanyak 7000 mahasiswa. Secara keseluruhan mahasiswa UAD, sebanyak 15 persen berada kampus 1 ini.
Selain sebagai tempat perkuliahan, Gedung Kampus 1 Unit B UAD ini juga akan digunakan sebagai lokasi pengembangan dan kantor-kantor unit bisnis yang dimiliki oleh UAD. Sementara itu pembangunan tahap 1, gedung ini ditargetkan akan selesai pada 14 Mei 2024 dan dimulai pada pertengahan 2023 ini.
Rektor UAD, Muchlas MT menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak atas atensi yang diberikan ke UAD. Dia juga meminta izin kepada masyarakat sekitar proyek pembangunan UAD Kampus 1 Unit B. Secara khusus meminta kepada kontraktor untuk mengurangi kebisingan udara dan kotornya jalanan akibat lalu lintas kendaraan proyek.
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan selamat dan doa atas ikhtiar yang dilakukan UAD. Selain fisik, Haedar juga mengapresiasi UAD yang secara bersamaan membangun dan mengembangkan Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA). Dia berharap UAD menjadi unggul, berkemajuan dan bernafaskan islami.
Secara khusus Haedar berpesan supaya pembangunan ini berlangsung dan selesai sesuai jadwal yang disepakati. Dengan begitu, proyek pembangunan UAD tidak mengganggu cash and flow, sekaligus memberikan kenyamanan bagi masyarakat sekitar.
Di sisi lain, Guru Besar Sosiologi ini berpesan supaya UAD juga mengembangkan keilmuan di luar bidang studi keislaman. Meski sebagai universitas berbasiskan keislaman, tetapi UAD juga diminta mengembangkan keilmuan di luar Islamic Studies, karena ilmu umum yang terintegrasi tersebut sebagai pilar kemajuan sebuah peradaban.
“Trend baru sekarang ini di Timur Tengah, Perguruan tinggi mereka bukan hanya berbasis pada Islamic studies tetapi juga mengembangkan sains dan teknologi termasuk kedokteran.” Ungkapnya.
Mereka menyokong pilar baru, sebagai landasan kawasan mereka untuk menyambut era baru sekarang dan yang akan datang. Oleh karena itu, perguruan tinggi swasta Islam tidak boleh takabur dengan keilmuan Islam semata. Melainkan harus memacu keilmuan di bidang lain untuk menjadi motor penggerak kemajuan peradaban.
“Kondisi ini perlu bagi kita untuk berfastabikhul khairat,…. dan kuncinya adalah etos kerja yang tumbuh secara kolektif dan sistem.” Ungkapnya.
Kemajuan pembangunan untuk kemajuan, kta Haedar harus dibarengi dengan peningkatan etos kerja dan penghargaan yang baik supaya tidak terjadi kesenjangan. Tidak lupa, Haedar juga berpesan kepada UAD dan PTMA lain untuk senantiasa mendasarkan gerakan yang berorientasi pada kemajuan pada Al Islam-Kemuhammadiyahan (AIK).