MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggelar agenda Silaturahmi Idulfitri 1444 H dengan tuan rumah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada, Ahad (30/4) berlokasi di Sportorium UMY.
Kegiatan berlangsung semarak diikuti oleh jajaran PP Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah beserta unsur pembantu pimpinan, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah-‘Aisyiyah DI. Yogyakarta, Pimpinan Daerah Muhammadiyah-‘Aisyiyah se-DIY, perwakilan Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan jajaran tingkat pusat.
Rektor UMY, Gunawan Budiyanto menyambut diselenggarakannya acara ini dengan gembira. Menurutnya warga Persyarikatan Muhammadiyah sampai sejauh ini mampu memperkuat dan menjalin silaturahmi. Lebih-lebih dalam urusan perbedaan yang lalu, Muhammadiyah berhasil meneguhkan komitmennya.
Sebagai Ketua Lembaga Seni dan Budaya PP Muhammadiyah, Prof. Gunawan dalam sambutannya juga membacakan satire yang dibuat sebagai tanggapan terhadap kegaduhan yang terjadi belakangan. Khususnya kejadian ilmuwan yang kehilangan integritas, serta kondisi Indonesia saat ini.
Kalender Islam Global Unifikatif
Acara kemudian dilanjutkan tausiyah tentang Kalender Islam Global Unifikatif yang disampaikan oleh Ketua PP Muhammadiyah, Syamsul Anwar. Dia menyebut penyatuan kalender Islam global ini merupakan bagian dari Risalah Islam Berkemajuan, sebagai rumusan hasil dari Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta.’
“Kalender Islam Global Unifikatif merupakan pengkhidmatan Muhammadiyah untuk urusan internasional.” Ungkapnya.
Kalender Islam Global Unifikatif, menurut Syamsul Anwar memiliki manfaat dan urgensi. Diantaranya menyatukan jatuhnya hari-hari ibadah umat Islam, terutama pelaksanaan ibadah yang waktunya lintas kawasan, seperti Puasa Arafah. “Ini tidak bisa dibuktikan dengan kalender lokal, melainkan harus dengan Kalender Islam Global.” Imbuhnya.
Mengutip Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Syamsul menyebut bahwa Kalender Islam Global merupakan keniscayaan dari Islam yang merespons modernitas, dan sebagai penghargaan terhadap waktu sebab selama ini umat Islam sering dianggap tidak menghargai waktu yang ditandai dengan tidak memiliki kalender.