MUHAMMADIYAH.OR.ID, BENGKULU – Menghadiri pembukaan Musyawarah Wilayah (Musywil) ke-10 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Provinsi Bengkulu, Jumat (10/3), Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah memuji peran persyarikatan dalam memajukan masyarakat di wilayah tersebut.
Peran ini dia harapkan terus meningkat lewat Musywil. Untuk Musywil sendiri kata dia ada tiga agenda penting yang perlu diperhatikan pegiat Persyarikatan, antara lain 1) evaluasi komprehensif terkait program yang lalu, 2) menyusun grand strategy dan risalah-risalah untuk memajukan Bengkulu, dan 3) memilih kepengurusan baru periode 2022-2027.
“Bagi organisasi yang sudah mapan, Muhammadiyah sudah teruji oleh sejarah. Usianya sudah satu abad lebih. Pergantian kepengurusan adalah hal-hal yang sangat biasa. Jabatannya sudah pasti, tanggungjawabnya mengikuti, cuma nama orang-orangnya saja yang berganti,” ucapnya.
Gubernur Rohidin Mersyah juga mengaku optimis pada kesuksesan Musywil kali ini. Pasalnya, orang-orang Muhammadiyah dikenal memiliki visi untuk maju menjadi umat yang terbaik. Dia pun lantas membacakan sebuah pantun.
“Bengkulu ini dikenal dengan Bumi Raflessia, kota kelahiran ibu pertama. Sungguh damai hidup Bermuhammadiyah, orang-orangnya cerdas, terbuka, dan selalu bermusyawarah,” tutur Rohidin disambut tepuk tangan peserta dan penggembira Musywil.
Bertempat di Sportatorium UM Bengkulu, Rohidin yang mengenakan baju dengan logo Muhammadiyah mengajak warga Persyarikatan untuk tidak malu menampilkan identitasnya.
“Ciri orang Muhammadiyah itu berkemajuan, mencerahkan, pemikirannya tiga-empat langkah dari orang yang lain. Pemikiran mencerahkan kuncinya membawa kemanfaatan, membuka ruang pemikiran yang lebih luas,” kata Rohidin.
“Maka tentu posisikan betul agar nilai-nilai itu kita tampilkan di tengah-tengah masyarakat. Jangan malu distempel orang jadi warga Muhammadiyah, tapi juga jangan membusungkan dada,” ingatnya.
“Maka selamat bermusyawarah, tiga agenda itu jalankan dengan baik, ikuti dengan seksama, putuskan dengan khidmat sebagaimana pesan Ketua PWM, Pak Saifullah dipertegas tadi oleh PP ‘Aisyiyah, ini (Muhammadiyah) adalah ladang pengabdian,” pungkasnya. (afn)