MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Perekonomian di dunia ini ibarat permainan roller coaster, naik turun ekonomi juga mengalami konjungsi sejak tahun 2022 dan dapat disebut hantu stagflasi global. Dan hantu ini masih akan bergentayangan tahun depan di 2023 ini.
Hal itu disampaikan Mukhaer Pakkanna, Rektor ITB AD Jakarta saat menjadi pembicara dalam Pengajian Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Jumat (13/1) malam.
“Nah stagflasi itu adalah suatu kondisi ketika pertumbuhan ekonomi lambat. Saat ini kita perlambatan ekonomi (slowdown), mengalami krisis. Kemudian pengangguran tinggi. Kita panen pengangguran saat ini dan diiringi dengan inflasi tinggi, kenaikan harga atau melemahnya daya beli masyarakat dan itu bergerak secara berjamaah. Seyogyanya ketika pertumbuhan ekonomi lambat, pengangguran tinggi, mestinya inflasi itu turun. Karena daya beli masyarakat turun, karena pertumbuhan ekonomi lambat. Tapi justru yang terjadi adalah ekonomi slowdown, pengangguran tinggi, tapi inflasi tinggi. Tapi itu yang disebut dengan stagflasi,” jelasnya.
“Tiga hari lalu ada namanya forum ekonomi dunia. Menyebut istilah kosakata show section yakni resesi itu akan menyebar di seluruh dunia. Kalau pak Jokowi menyebut sepertiga ekonomi dunia akan mengalami resesi. Tapi world economic forum menyebut yakni resesi menyebar tetapi kedalamannya hanya sampai mata kaki atau lutut. Jadi 2023 akan menyebar resesi tetapi tingkat kedalamannya hanya sebatas lutut atau mata kaki. Saya kira itu kemungkinan yang akan terjadi,” imbuhnya.
Mukhaer melanjutkan bahwa proyeksi global ekonomi turun bahkan bank dunia menyebut makin anjlok 1,7%, jadi lebih sadis lagi ya proyeksinya. 1,7% tahun 2023 ini. Dan Indonesia dianggap memiliki imunitas dan resiliensi ekonomi yang cukup bagus, tapi tentu dengan catatan bank dunia menyebut 4,8%. dan itu pun juga diturunkan bank dunia dari 5,3% menjadi 4,8%.
“Kalau kita lihat data-data in sebelum direvisi, negara-negara maju juga turun bahkan bank dunia menyebut untuk amerika saja itu akan turun 0,5% positif dan jepang itu 0,00%, jadi akan stagnan. Artinya ekonomi global tahun 2023 ini kondisi yang tidak baik-baik saja. Dan di asia tenggara kita lihat lumayan karena kita masuk dalam negara-negara dalam development ekonomis. Ini sebelah kanan, indonesia lumayan diproyeksikan sekitar 5 dan mungkin yang konsisten vietnam diatas kita, filipina juga lumayan, malaysia di bawah kita, kamboja juga mengalami recovery. Artinya negara-negara emerging market seperti negara berkembang kita memiliki imunitas yang cukup bagus,” papar Mukhaer.
Kemudian, kata Mukhaer, problem yang bakal terjadi di 2023 menjadi lanjutan 2022 kemarin adalah krisis pangan global.
“Kita lihat problem ketahanan pangan akan berlanjut atau tidak. Bisa jadi harga pangan masih naik di tahun 2023,” ujarnya.