MUHAMMADIYAH.OR.ID, MAGELANG – Sinergi merajut keragaman di Indonesia, Kemendikbud Ristek gandeng Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA) dan seluruh perguruan tinggi di Indonesia.
Rektor Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA), Lilik Andriyani pada, Kamis (12/1) di acara Pelepasan Pertukaran Mahasiswa Merdeka di UNIMMA menuturkan bahwa, program ini sudah berjalan empat bulan di UNIMMA.
“Kami sudah melaksanakan PMM kedua. Alhamdulillah ada perkembangan, yang pertama ada 24 mahasiswa, kemudian bertambah menjadi 38 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, berikutnya kemungkinan akan bertambah lagi karena sudah ditawari lebih banyak,” katanya.
Program pertukaran mahasiswa ini harus lintas pulau, etnis dan budaya. Sehingga dengan demikian mahasiswa yang mengikuti bisa saling berusaha untuk memelihara identitas kultural masing-masing dengan tetap saling mengenal identitas dari mahasiswa yang lain.
Lilik menambahkan, bahwa keragaman yang dimiliki oleh Indonesia merupakan mozaik dan bekal untuk mencerahkan semesta dengan persatuan dan kesatuan. Bersatu, katanya, tidak harus sama. Namun didasari dengan kesadaran akan persamaan ideologi dan budaya Nusantara.
Selain bertujuan untuk saling mengenal budaya dan identitas lain, acara yang dikemas dalam Pagelaran Budaya UNIMMA ini juga bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk memperluas jaringan untuk menyatukan kebinekaan.
“Selain jaringan, juga tambah pengetahuan, pertukaran budaya, bahasa dan sebagainya. Menyatukan kebinekaan itu merupakan salah satu tujuan yang diharapkan, sehingga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan berbagai budaya, agama dan perbedaan apapun bisa disatukan.” Tuturnya.
Sementara itu, Manajer Operasional PMM II, Rajib Khafif Arruzi berharap program pertukaran mahasiswa ini bisa menutup celah munculnya isu intoleransi. Melalui pertukaran lintas identitas kultural dan lain-lain, diharapkan mahasiswa sebagai perajut persatuan bangsa.
“Beberapa tahun belakang ada isu-isu intoleransi, ada celah-celah persatuan, sehingga PMM ini muncul untuk menjadi salah satu solusi.” Katanya.
Dia juga menyampaikan bahwa, keuntungan mahasiswa yang mengikuti program ini adalah jaringan yang semakin luas di seluruh Indonesia. Sebab, program pertukaran ini memiliki prinsip bahwa tidak boleh ada pertukaran mahasiswa satu klaster pulau.
“Sehingga saat mengikuti PMM akan bertemu teman-teman dari berbagai pulau yang berbeda,” sambungnya.
