MUHAMMADIYAH.OR.ID, BALI – Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aiysiyah ke-48 di Surakarta 2022 menghasilkan tagline Muhammadiyah Unggul Berkemajuan serta berbagai program yang wajib diterjemahkan oleh setiap Pimpinan Persyarikatan dari tingkat pusat hingga ranting.
Demikianlah pesan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dadang Kahmad saat membuka Musyawarah Wilayah (muswyil) ke-12 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Bali, Sabtu (14/1). Dadang berharap, Musywil ini memudahkan Muhammadiyah Bali melaksanakan amanat Muktamar.
“Tagline ini memberi arahan kepada kita semua para pemimpin dan anggota Muhammadiyah untuk menjadikan semua langkah dan gerakan yang berorientasi unggul dan berkemajuan. Segala gerak dan langkah perjuangan dakwah harus benar-benar dirasakan oleh keinginan untuk melahirkan hasil yang unggul serta dibarengi dengan kualitas ihsan,” ingatnya.
Dadang juga mengingatkan bahwa Muktamar ke-48 menghasilkan Risalah Islam Berkemajuan yang berasal dari konsep pemikiran Kiai Ahmad Dahlan dan pemikiran resmi Muhammadiyah periode awal.
Selain itu program yang dirumuskan di Muktamar menyangkut isu strategis keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan universal serta pikiran hasil Muktamar ke-46 di Yogyakarta tahun 2010 bahwa Islam adalah agama yang membangun peradaban dan kemajuan.
“Islam ini dibesarkan berdasar keyakinan bahwa Islam mengajarkan kemajuan di semua aspek. Maka Muhammadiyah di semua tingkatan berkewajiban untuk mendakwahkan Islam Berkemajuan agar menjadi kesadaran seluruh umat Islam untuk meraih keunggulan, berkemajuan dan berkehidupan yang lebih baik dalam berbagai aspek kehidupan,” pesan Dadang.
Semua hal ini, kata dia juga harus menjadi pedoman gerakan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di Bali yang terintegrasi dalam berbagai programnya. Adapun program Muhammadiyah itu sendiri kata Dadang memiliki empat tujuan, yakni:
1) terciptanya transformasi sistem gerakan yang maju, profesional dan modern serta mengakar kuat pada basis gerakan di era globalisasi dan revolusi teknologi informasi, 2) berkembangnya kualitas, fungsi dan peran organisasi, 3) berkembangnya amal usaha yang unggul dan sinergis, dan 4) meluasnya hubungan dan kerja Muhammadiyah.
“Program Muhammadiyah ini menjadi program nasional yang berlaku untuk seluruh wilayah dengan mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan wilayah setempat. Program ini bersifat umum memerlukan penjabaran dalam bentuk konkrit kegiatan yang dirumuskan di rapat kerja masing-masing tingkatan,” tegas Dadang.