MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANTUL — Sampaikan tausyiah di Pengajian Akbar Tasyakur Muktamar, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menyebut bahwa sukses Muktamar ke-48 adalah bentuk syukur seluruh warga persyarikatan yang telah menyelesaikan Muktamar ke-48 Muhammadiyah-‘Aisyiyah dengan damai, baik dan bersih.
Tentu kesuksesan tersebut merupakan ikhtiar bersama dari seluruh warga persyarikatan. Haedar menyampaikan, bahwa PP Muhammadiyah senantiasa mengajak untuk menciptakan muktamar yang bermarwah dan bermartabat. Sekaligus Muktamar ke-48 sebagai muktamar yang uswah hasanah.
“Alhamdulillah dari Muktamar ke Muktamar kita berjalan dengan uswah hasanah,” ucapnya dalam Tausyiah Pengajian Akbar Tasyakur Muktamar yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Bantul pada (18/12) di Kantor PDM Bantul.
Muktamar ke-48 Muhammadiyah-‘Aisyiyah juga sebagai muktamar yang berkemajuan. Hal itu dapat disaksikan dengan semarak menjelang dan setelah Muktamar ke-48 Muhammadiyah-‘Aisyiyah. Termasuk hasil dari Muktamar yang juga berkemajuan, di mana Muhammadiyah melahirkan Risalah Islam Berkemajuan dan ‘Aisyiyah melahirkan Risalah Perempuan Islam Berkemajuan.
Dalam keterangan Haedar, Muktamar ke-48 tersebut mendapat apresiasi dari banyak pihak, termasuk dari Presiden dan Wakil Presiden RI. Jokowi mengapresiasi peran Muhammadiyah-‘Aisyiyah untuk Indonesia, dan Ma’ruf Amin mengatakan bahwa Muhammadiyah memiliki perangkat lengkap untuk memajukan Indonesia.
Menurutnya, apresiasi tersebut bukan tanpa alasan. Sebab, Muhammadiyah tercatat sebagai organisasi Islam sosial kemasyarakatan yang telah memiliki ribuan amal usaha. Termasuk ratusan Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA), sekolah mulai dari tingkat dasar sampai menengah, rumah sakit dan pelayanan sosial yang bisa diperuntukkan bagi seluruh manusia tanpa terkecuali.
Termasuk kerja-kerja pemberdayaan yang dilakukan oleh Muhammadiyah di daerah 3T, salah satunya di pedalaman Kalimantan, Muhammadiyah memiliki perguruan tinggi dan juga memberdayakan masyarakat pedalaman Suku Dayak, yang bahkan mereka adalah mayoritas non muslim.
“Ini contoh bagaimana kita, Muhammadiyah telah bergerak luar biasa.” Ucapnya.
Dalam kacamata Haedar, semua yang dilakukan oleh Muhammadiyah itu kuncinya adalah ikhlas dan murni mengharapkan ridha Allah SWT. Pengorbanan dan keikhlasan yang dilakukan oleh para pendahulu Muhammadiyah merupakan pelajaran yang berharga dan wajib dilestarikan oleh warga, kader termasuk pimpinan persyarikatan kini.