MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA— Dunia saat ini sedang berada di ujung tanduk. Krisis energi global telah hadir di depan mata. Hal ini tentu saja memaksa banyak pihak untuk menyatukan pikiran. Mulai memikirkan sumber daya untuk pemanfaatan energi alternatif sebagai pengganti penggunaan bahan bakar fosil, yang menjadi penyebab utama krisis iklim di dunia saat ini.
Perubahan pemanfaatan energi tersebut sudah sangat mendesak. Selain peran utama pemerintah dalam proses transformasi tersebut, juga pentingnya peran serta berbagai elemen di masyarakat, salah satunya sektor Umat agama. Peran krusial tokoh, ulama hingga penggiat agama dalam mendorong proses transformasi energi bersih yang adil, pemanfaatan energi alternatif hingga mengurangi resiko perubahan iklim atas isu krisis energi adalah hal yang sangat berpengaruh, termasuk mengubah pola-pola kehidupan di masyarakat.
Hal-hal sederhana yang bisa dilakukan masyarakat seperti berjalan kaki, bersepeda dalam kegiatan keagamaan atau mengurangi penggunaan lampu tak terpakai di lingkup tempat ibadah hingga pembangunan ruang-ruang fasilitas ibadah yang memperhatikan unsur lingkungan.
Dompet Dhuafa Volunteer yang memiliki relawan sebanyak 18.779 tersebar di seluruh Indonesia dan berkolaborasi bersama Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) ‘Aisyiyah dan Eco Bhinneka, turut andil dalam upaya perubahan bumi yang lebih baik. Gerakan ini juga masuk dalam gerakan dunia untuk keadilan Iklim.
#Faiths4ClimateJustice bersama GreenFaith, LLHPB ‘Aisyiyah, Eco Bhinneka, Dompet Dhuafa dan DD Volunteer melakukan ikhtiar bersama untuk melakukan aksi damai dalam upaya mengurangi penggunaan bahan bakar dari fosil.
Di Jakarta, aksi damai dilaksanakan di halaman Masjid Istiqlal Jakarta pada Jumat (28/10). Acara berlangsung 1 jam, dihadiri perwakilan dari Dompet Dhuafa, GreenFaith, LLHPB ‘Aisyiyah, Eco Bhinneka, dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).
Berbagai poster berisikan seruan untuk menjaga bumi dibentangkan. Di antaranya yakni: “Jaga Imanmu, Jaga Bumimu”, “Demi kehidupan lestari, wujudkan alternatif bahan bakar non-fosil”, “Sumpah Pemuda Muslim Indonesia menjaga bumi menyelamatkan lingkungan”, “Jangan cemari sungaiku”, “Lindungi ciptaan Tuhan”, dan “Selamatkan bumi dari tempat ibadah”.
Aksi damai tak hanya dilakukan di Jakarta, dalam hal ini di depan Masjid Istiqlal. Aksi serupa juga dilakukan di 277 titik di Indonesia. Aksi ini berupa longmarch massal berjalan kaki ke tempat ibadah, melakukan penanaman pohon, pembuatan mural, aksi bersih pantai, diskusi tentang energi alternatif, hingga tuntutan generasi muda terhadap masa depan yang lestari.
“Tujuan dari upaya ini adalah mendorong kebijakan pemerintah untuk mengoptimalkan penggunaan energi bersih,” Arif R.H selaku GM Aliansi Strategis dan Advokasi Dompet Dhuafa.
Hening Parlan selaku Ketua Divisi Lingkungan Hidup LLHPB Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah mengatakan, aksi Umat agama ini sesungguhnya merupakan ekspresi dari ritual keumatan untuk menjaga bumi dari kerusakan. Direktur Eco Bhinneka ini juga mengungkapkan bahwa urusan menjaga bumi bukan menjadi konsern pada satu agama saja, melainkan menjadi konsern dari seluruh agama.
“Saat ini, kita semua sedang berusaha keras atau berhijrah untuk menjaga lingkungan yang lebih baik. Salah satu ekpresinya adalah dengan menggunakan nilai-nilai agama dengan aksi Umat agama ini,” kata Hening Parlan.