MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menegaskan bahwa para kader, simpatisan, warga, hingga Pimpinan Muhammadiyah wajib menjaga marwah kepribadian Muhammadiyah. Menurutnya, penguatan kepribadian ini sangat penting dilakukan.
Untuk itu, Haedar mengimbau agar para kader, simpatisan, warga hingga Pimpinan dapat mempraktikkan kepribadian Muhammadiyah ini pada kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan tidak kalah pentingnya dalam organisasi.
“Lalu yang perlu kita lakukan juga, Muhammadiyah ini kan Insyaa Allah akan menjadi, dan selalu menjadi kepercayaan masyarakat luas. Orang yang percaya pada Muhammadiyah sehingga akan menitipkan rezekinya melalui LazisMu, percaya pada sekolah Muhammadiyah dan menitipkan putra putrinya di sekolah Muhammadiyah, percaya pada Muhammadiyah lalu ikut membangun apa yang menjadi azzam Muhammadiyah. Maka kepercayaan ini harus kita jaga dan itu modal terpenting ruhaniyah kita,” tuturnya, saat menjadi pembicara kunci dalam Rapat Pimpinan Wilayah (Rapimwil) Muhammadiyah Bali, Rabu (24/8) malam.
Karena itu, lanjut Haedar, bagaimana kita membangun Muhammadiyah ini ke dalam secara baik dan solid. Jika ada perbedaan diselesaikan dengan cara seksama dan tempo yang sesingkat-singkatnya. Kalau ada konflik dan gesekan jangan diperluas, ikutilah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
“Muhammadiyah akan berkembang, lama kelamaan akan menjadi kekuatan yang bermanfaat. Kita juga harus menebar kebaikan, mengembangkan amal usaha Muhammadiyah di lingkungan kita. Tidak menutup diri, kita ikut gotong royong, kita berperan bersama Lazismu untuk turut berbagi, lebih-lebih disaat musibah. Itu dirasakan oleh masyarakat umum,” ungkapnya.
“Selanjutnya dakwah kita dengan masyarakat adalah bil hikmah. Dakwah kultural itu kan lahir dari Tanwir Bali bahkan Tanwir Bali melahirkan Khittah Denpasar, khittah berbangsa dan bernegara. Dakwah kultural itu intinya dakwah islam yang berkhidmah, bijaksana, dakwah yang sesuai dengan kondisi masyarakat tetapi juga membawa pencerahan dan kemajuan,” sambung Haedar.
Haedar juga mengajak untuk meningkatkan kualitas, peran kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Muhammadiyah ini menjadi gerakan yang tengahan, dalam beragama, berbangsa, dan bernegara tetapi juga memberi contoh untuk membangun menebar kebaikan membawa kemajuan. Itulah yang dimaksud wasathiyah berkemajuan.
Tapi Muhammadiyah memberi penguatan kepada wasathiyah itu bukan hanya Islam yang damai, baik, membawa persatuan, tetapi juga membawa islam yang memajukan peradaban, Islam yang memajukan kehidupan. “Kita didik generasi muda kita menjadi generasi Rasulullah, generasi yang uswah hasanah dan ajak mereka menjadi bagian Muhammadiyah. Kita dorong NA, Pemuda, IMM, IPM, Tapak Suci, HW untuk mereka memperluas jaringan pembinaan dakwahnya ke generasi muda anak-anak milenial. Sehingga mereka menjadi orang yang terdidik dan tidak salah asuhan. Itulah pentingnya keadilan dakwah,” jelasnya.