MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Di antara berbagai Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di luar negeri, PCIM Maroko termasuk dalam salah satu cabang di luar negeri yang berusia muda.
Pendirian PCIM Maroko diinisiasi oleh Ketua Lembaga Hubungan dan Kerja sama Internasional (LHKI) PP Muhammadiyah, Muhyiddin Junaedi ketika berkunjung ke Maroko pada Ramadan tahun 2017. Sedangkan Surat Keputusan (SK) resmi pendirian terbit setahun kemudian pada 7 Juli 2018.
Menurut Ketua PCIM Maroko yang baru dilantik 2021 kemarin, Ahmad Luthfi Ismail, anggota PCIM Maroko saat ini berjumlah 30 orang dan didominasi para pelajar. Kendala yang dihadapi adalah terpisahnya para anggota di berbagai kota sehingga agenda organisasi selalu dilakukan secara daring.
“Kecuali nanti ada libur musim panas, baru kita bisa berkumpul,” kata Luthfi dalam program DiasporaMu di TvMu, Senin (22/8).
Membawa misi Internasionalisasi Muhammadiyah, PCIM Maroko juga melakukan berbagai cara untuk mengenalkan Muhammadiyah kepada masyarakat setempat. Misalnya melalui bakti sosial, silaturahmi ke instansi pemerintah, hingga mengadakan forum pengajian dan diskusi.
“Untuk program-program, kami mengadakan pengajian-pengajian. Karena jurusan kami studi Islam, kami punya program membaca kitab. Kemudian juga ada pengajian biasanya di rumah penasihat, dan pelatihan penulisan, leadership dan kaderisasi dan juga Baitul Arqam untuk program pengkaderan,” ungkapnya.
Salah satu program utama yang telah digarap oleh PCIM Maroko adalah MoU dengan Institut Darul Hadis Maroko terkait beasiswa yang mana penandatanganannya diwakili oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
“Tahun kemarin setelah kita dapat MoU dari Institut Darul Hadis Maroko, kita bisa datangkan mahasiswa Indonesia untuk jenjang S1,” jelasnya. Untuk meningkatkan kinerja, PCIM Maroko juga tengah menggagas pendirian lembaga amil LazisMu di negara tersebut.
“Sekarang kita inisiasi lahirnya LazisMu,” pungkasnya. (afn)
