MUHAMMADIYAH.OR.ID, SOLO –. Kepala SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta Sri Sayekti menilai, ada beberapa faktor yang menyebabkan pendidikan agama yang kuat bagi anak. Faktor itu yaitu dari keluarga, lingkungan dan sekolah. Maka penting untuk menanamkan nilai-nilai al Islam Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab (ISMUBA) yang kuat pada anak di lingkungan sekolah Muhammadiyah. Hal ini untuk menjadi pembeda generasi muslim Muhammadiyah dan yang lainnya juga amanah Persyarikatan untuk menciptakan generasi masa depan yang beriman dan bertaqwa.
Sebagai Kepala Sekolah, Sri mengungkapkan bahwa penanaman tersebut harus dilakukan sejak dini. Dia mencontohkan, pada pembelajaran tatap muka 100 persen, pihaknya membekali anak didik dan guru dengan merencanakan integrasi ISMUBA dengan kurikulum baru pada sekolah penggerak.
“Hafalan beberapa hadits sebelum dimulainya pembelajaran, setiap hari 1-2 hadits sampai hafal mendampingi program karakter, kegiatan baitul arqam untuk kelas 6, guru dan karyawan juga kegiatan-kegiatan hari besar Islam. Memaksimalkan program tahfidz juz 29 dan 30 di kelas 4, 5, memaksimalkan kontroling buku monitoring, kegiatan kultum dan ngaji pagi dimaksimalkan dimulai pukul 6.45 sampai 7.00 untuk semua guru dan karyawan serta pengajian keluarga besar. Kegiatan – kegiatan ISMUBA yang lain dapat bersifat insidental mengikuti kegiatan sesuai protokol sekolah,” papar Sri, Jum’at (22/7)
Praktik tersebut, kata Sri sebagaimana visi sekolah yaitu, mewujudkan lembaga pendidikan unggul kompetitif dengan sumber daya insani yang bertakwa dan berakhlak mulia, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, sehat, dan peduli lingkungan hidup melalui terciptanya Profil Pelajar Pancasila.Dengan visi tersebut, maka peran kepemimpinan kepala sekolah dan guru sebagai tenaga pendidik, berpengaruh besar dalam memecahkan kendala yang dihadapi sekolah.
“Kendala tersebut semisal terkait mencetak lulusan yang unggul dalam prestasi dilandasi akhlakul karimah sehat bersih hijau dan lestari.Kepala sekolah juga memiliki peran menggerakkan, tergerak dan bergerak serta memengaruhi dinamika dalam menjalankan program yang telah disepakati bersama,” jelas Sri.
Menurut Sri, pada dasarnya seorang anak akan selalu mengikuti bagaimana orang tuanya dan guru bersikap. Karena itu, memberikan contoh yang baik kepada mereka merupakan hal yang wajib untuk dilaksanakan.
“Ada banyak perilaku baik yang diajarkan siswa di sekolah, yaitu perkuat penanaman nilai agama dengan disiplin waktu, disiplin salat dzuhur, ashar, duha dan salat jumat di sekolah serta infak dengan e-infak,” jelasnya.