MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Lonjakan penduduk usia remaja meningkat pesat, menimbulkan masalah sosial tersendiri, mulai dari masalah seks bebas, sampai dengan lemahnya generasi muda dalam menentukan masa depan. Menyikapi persoalan tersebut, Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) gelar Training of Trainer Peer Counselor IPM (ToT PCI) mulai (9-12/6) di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA).
Wakil Rektor I UNISA, Taufiqurrahman dalam sambutannya mengatakan bahwa ToT PCI ini sangat relevan dan sangat penting bagi keberlanjutan generasi indonesia. Dia menegaskan bahwa, konseling teman sebaya tidak boleh lepas dari perspektif dan nilai-nilai Islam Berkemajuan.
“Namun, tentu tidak boleh lepas dari perspektif islam berkemajuan dan nilai-nilai sekuler yang banyak menjadi wacana dalam pendidikan atau isu remaja,” tambah Agus.
Menurutnya, Peer Counselor di IPM ini memiliki identitas yang khas dan sesuai dengan identitas persyarikatan. Oleh karena itu, dia berharap kader IPM menjadi uswah hasanah. Karena, era remaja sekarang ini membutuhkan tempat, panduan dan pendampingan, apalagi hidup di dunia digital.
“Ke depannya, diharapkan teman-teman IPM bisa berkontribusi untuk penguatan kesehatan generasi muda baik fisik maupun mental. Para Peer Counselor bisa menjadi influencer sehingga sudah bisa memberi panduan bagi teman-teman sebayanya,” jelas Agus.
Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Keluarga Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo dalam keynote speech menyampaikan bahwa peer counselor saat ini penting untuk dikuatkan di tengah masalah sosial yang datang akibat lonjakan angka angkatan muda di Indonesia. Masalah yang penting disoroti saat ini adalah lemahnya edukasi tentang seks.
Menurut Hasto, pendidikan seks itu cakupannya luas tidak hanya persoalan hubungan lawan jenis. Melainkan seberapa pentingnya kesehatan laki-laki dan perempuan untuk mempersiapkan keturunan yang sehat dan tidak stunting.
“Saya juga titip kepada teman sebaya ini, mencegah stunting itu penting. Siapkanlah prakonsepsi dengan baik, tablet tambah darah, vitamin, dan lain sebagainya supaya anaknya tidak stunting. Baik laki-laki maupun perempuan karena kesehatan reproduksi itu perlu betul-betul dipahami karena mempersiapkan generasi itu penting sekali,” pesan Hasto.