MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir sampaikan delapan ciri perempuan berkemajuan di acara Resepsi Milad ke 105 ‘Aisyiyah pada, Kamis (19/5) yang diselenggarakan hybrid di Universitas’Aisyiyah Yogyakarta (UNISA).
Sebelum menyampaikan sembilan ciri perempuan berkemajuan, terlebih dahulu Haedar menyebut tiga hal yang selama ini sudah melekat dalam derap langkah yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah sejak awal berdiri sampai dengan usianya yang lebih dari seabad. Pertama, ‘Aisyiyah senantiasa mengerakkan umat luas dalam membangun amal usaha yang mencerdaskan mencerahkan, dan membangun kerekatan bangsa.
Kedua, Aisyiyah organisasi yang inklusif yang membangun peradaban bukan hanya dari perempuan untuk perempuan, tapi perempuan untuk semua.
Ketiga, Aisyiah sebagai pelopor gerakan perempuan Islam Berkemajuan. Ketiga derap langkah tersebut menjadi alam pikir dan karakter ‘Aisyiyah.”Gerakan Islam Berkemajuan ini melekat dalam alam pikir dan karakter. Pandangan Islam Berkemajuan menjadi identitas kolektif dan menyebarkan nya sebagai state of mind seluruh gerakan Islam Berkemajuan”. Ungkap Haedar.
Sementara itu, Haedar menyampaikan sembilan ciri gerakan Perempuan Islam Berkemajuan sebagai berikut; Satu, berpaham Islam Berkemajuan, yakni menjadikan Islam sebagai agama yg membangun peradaban sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah, Islam yang mencerahkan semesta. Menjadi Al Qur’an dan Sunnah sebagai basic rujukan dengan tetap melakukan ijtihad.
Dua, bercita-cita membangun masyarakat terbaik. Masyarakat terbaik adalah yang memberi kebaikan pada semua, tidak terbatas pada golongan agama, suku, ras dan lainnya.Tiga, bermisi dakwah dan Tajdid yang mencerahkan. Yakni mengeluarkan keterjeratan manusia dari kegelapan, kebodohan, keterbelakangan menuju keadaan terang-tercerahkan.
Empat, menjunjung tinggi dan memuliakan martabat manusia, baik laki-laki maupun perempuan tanpa diskriminasi. “Usaha kita membangun kesetaraan merupakan kebaikan yang lahir dari ilahi. Dan pesan langit ini bersifat transeden. Kita sebagai laki-laki tidak boleh merendahkan, mendzalimi perempuan. Bahkan Allah mengangkat derajat kaum perempuan,”kata Haedar.
Lima, membangun keluarga sakinah menuju peradaban utama. Keluarga adalah sistem mendasar dari komunitas dan peradaban besar seperti bangsa, nasionalisme dan kemanusiaan semesta.Enam, gerakan Perempuan Islam Berkemajuan harus menguasai IPTEK dan berpemikiran maju. “Kami percaya bahwa Indonesia akan maju jaya dan bersaing dengan bangsa lain ketika kita menguasai IPTEK dan berpikiran maju”. Tuturnya.
Tujuh, harus mampu mengembangkan sumber daya insani sebagai khalifatullah fil ardh. Sebagai pemimpin yang penuh cinta dan berkemajuan. Perempuan dan semua berkewajiban mendidik generasi yang akan datang dengan cinta, sehingga menjadi generasi penerus yang quro ta ‘ayun.
Delapan adalah proaktif dalam membangun peradaban dan kemanusiaan semesta. Dalam konteks ini Muhammadiyah-Aisyiyah telah melakukan kemajuan, membangun karya-karya untuk peradaban, dan mendasarkan gerakan atas pemikiran yang berkemajuan.
Sembilan, berperan aktif memajukan umat, bangsa, dan kemanusiaan global menuju peradaban utama.