MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta merupakan madrasah di bawah binaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah sehingga sudah menjadi keharusan bahwa seluruh elemen memahami dan menerapkan ideologi Muhammadiyah dalam kehidupan sehari-hari. Kajian ideologi untuk tenaga pendidik dan tenaga kependidikan ini merupakan agenda wajib dalam rangka melakukan revitalisasi ideologi Muhammadiyah.
Terdapat tiga materi yang disampaikan, yakni Manhaj Gerakan Muhammadiyah, Keprofesian (Guru: Keteladanan pendidik dalam Muhammadiyah, Karyawan: Etos kerja dalam Muhammadiyah), dan Keluarga Sakinah. Sedangkan narasumber yang dihadirkan antara lain: Yusuf Abdul Hasan, Ruslan Fariadi, Muh. Samsudin, Saebani, Nur Hidayani, dan Purwadi.
Unik Rasyidah, Direktur Madrasah Mu’allimaat dalam sambutannya menegaskan tentang pentingnya aktualisasi ideologi Muhammadiyah dalam dunia pendidikan. Baik guru maupun karyawan sudah semestinya menyampaikan tentang ideologi Muhammadiyah secara tepat dalam setiap aktivitas dan proses pembelajaran. Bisa diwujudkan dalam tingkah laku, ucapan, penampilan, dan pola pikirnya.
“Acara ini untuk mencharge seluruh guru dan karyawan untuk memperkuat ideologi Muhammadiyah. Semua harus berpikir bahwa untuk berkomitmen di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) harus diperkuat tentang ideologi Muhammadiyah, karena harapannya bisa menanamkan ideologi tersebut kepada santriwati kedepannya,” tutur Unik.
Sementara Salmah Orbayinah, BPH Muallimaat menuturkan bahwa melalui peneguhan ideologi Ini diharapkan kepada guru atau karyawan memiliki pandangan sama tentang Muhammadiyah dan ideologi Muhammadiyah. Guru dan karyawan ketika masuk Madrasah Mu’allimaat harus memiliki visi yang sama tentang ideologi Muhammadiyah.
Muhammadiyah, Aisyiyah, dan Mu’allimaat selalu update untuk menguatkan kembali ideologi dan melakukan implementasi tentang ideologi Muhammadiyah. Muhammadiyah dengan tegas mengajarkan ibadah sehari-hari, melakukan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, dan melakukan berbagai pemberdayaan.
Sebagai sekolah kader dan dakwah, Madrasah Mu’allimaat harus senantiasa terbuka dengan masukan yang ada. Di tengah perkembangan pendidikan Islam di Indonesia, madrasah ini harus selalu meningkatkan kualitas pondok pesantrennya. Salah satu yang harus ditonjolkan adalah tentang ciri khas madrasah.
“Ciri khas Madrasah Mu’allimaat yang harus dipertahankan antara lain: sebagai sekolah kader, sekolah dakwah, boarding school, dan pendidikan 6 tahun. Sebaliknya, aspek yang boleh berubah adalah terkait kompetensi, kurikulum atau sistem pendidikan yang harus menyesuaikan kondisi zaman, dan pengelolaan madrasah,” terang Salmah.
Kajian ideologi yang dilaksanakan pada hari Selasa, (29/3) ini berlangsung di Hotel Grand Rohan Jogja. Tema yang diambil adalah “Internalisasi Spirit Ber-Muhammadiyah dalam Membentuk Pribadi Berkemajuan”.