MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Sidang Tanwir Muhammadiyah 2021 silam memutuskan pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah-‘Aisyiyah ke-48 dilakukan secara blended. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Persyarikatan, event sebesar Muktamar nantinya akan dilaksanakan secara daring dan luring. Untuk kegiatan luring bakal ditempatkan di beberapa tempat di Solo.
Sementara itu, sekitar 34 wilayah Muhammadiyah di seluruh Indonesia akan sepenuhnya berjalan secara daring.
“Artinya ada sebagian anggota muktamar yang hadir secara luring di Solo sebagai pusat kegiatan muktamar, dan sebagian yang lain hadir secara daring bersamaan di klaster wilayah yang telah ditentukan. Jumlah klaster wilayah ada 34 sebagaimana jumlah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah maupun Pimpinan Wilayah Aisyiyah di seluruh Indonesia,” ujar panitia muktamar ke-48 Yamien kepada tim redaksi Muhammadiyah.or.id pada Jumat (04/03).
Masa pandemi semakin mendorong Persyarikatan Muhammadiyah beradaptasi dengan kemajuan teknologi zaman kiwari. Yamien mengungkapkan muktamar nanti akan menggunakan teknologi komunikasi berbasis jaringan. Dirinya berharap dengan pemanfaatan teknologi ini akan mampu mengakomodasi seluruh asas-asas pemilihan Anggota PP Muhammadiyah-‘Aisyiyah dan tidak menghilangkan semarak kemeriahan muktamar.
“Adalah suatu keniscayaan bahwa di era disrupsi saat ini ditambah situasi pandemi Covid-19 yang belum ada kepastian kapan akan berakhir, maka penggunaan teknologi komunikasi digital dan berbasis jaringan menjadi suatu tuntutan kebutuhan yang tak terhindarkan,” ujar Yamien.
Pemanfaatan teknologi ini merupakan konsekuensi logis dari paham Muhammadiyah yang menganut Islam rasional dan pro-sains. Meski sangat berbeda dengan muktamar sebelum-sebelumnya, Yamien optimis dengan sinergi pemanfaatan teknologi, pakar IT Muhammadiyah, para panitia penyelenggara beserta dukungan dari Amal Usaha Muhammadiyah, Muktamar ke-48 pada November nanti akan berlangsung meriah, aman, dan berjalan mulus.
“Memang, konsekuensinya adalah panitia harus bekerja keras menyiapkan segala perangkatnya yang paling tidak bertumpu pada tiga hal: sumberdaya manusia, sistem & sarana prasarana, dan jaringan internet. Tentu optimis, insya Allah dengan dukungan Amal Usaha Muhammadiyah seperti perguruan tinggi dan lainnya semoga semua akan berjalan lancar,”
Yamien turut menyampaikan bahwa kesiapan penyelenggaraan muktamar model blended ini bukan hanya di panitia, tetapi juga anggota muktamar baik yang hadir secara luring di Solo maupun yang hadir secara daring di klaster wilayah. Termasuk juga masyarakat lain yang ingin mengikuti berbagai acara pendukung yang disiapkan panitia, yang itu semua diselenggarakan secara blended.
“Oleh karena itu panitia telah mempersiapkan panduan baik untuk panitia maupun anggota muktamar, termasuk menyelenggarakan workshop dan sosialisasi pendaftaran online, dan lain-lain,” pungkas Yamien.