MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Dalam era teknologi digital seperti sekarang, hampir seluruh aspek kehidupan terdisrupsi. Penguasaan teknologi digital mau tak mau harus menjadi prioritas bagi setiap orang maupun organisasi agar mereka tidak tertinggal dan akhirnya tenggelam oleh zaman.
Bagi Muhammadiyah, penguasaan dan penggunaan teknologi untuk menyampaikan dakwah organisasi dianggap belum sepenuhnya maksimal. Jurnalis Elektronik Republika, Abdullah Sammy berharap Muhammadiyah segera melakukan percepatan misi Meta-Organisasi.
Apalagi dari 277 juta populasi masyarakat Indonesia, pengguna gadget mencapai angka 133% (370 juta atau satu orang memiliki lebih dari satu gadget), pengguna internet mencapai angka 204,7 juta dan pengakses digital aktif mencapai angka 191,4 juta.
“Muhammadiyah punya peluang dengan jumlah anggota dan infrastruktur turunan, sebagai kesatuan data yang bisa menjadi kekuatan luar biasa untuk membangun Meta-Organisasi yang sangat kuat dan tidak terbatas ruang dan waktu,” kata Sammy.
Dalam Seminar Pra Muktamar kedua di Universitas Ahmad Dahlan, Kamis (10/3) Sammy menjelaskan Meta-Organisasi sebagai penggunaan basis data organisasi yang digunakan untuk acuan dakwah digital yang bisa menjangkau semua kalangan dengan spesifikasi tertentu untuk setiap sasaran berbeda.
Memudahkan penjelasan, Sammy mengambil contoh matinya berbagai merek lama yang pernah menjadi penguasa pasar gadget selama bertahun-tahun. Nokia, Samsung, Siemens, dan lain-lain saat ini telah tenggelam oleh Iphone.
Kekalahan mereka, kata Sammy diakibatkan karena tidak menguasai Meta-Organisasi. Sedangkan Iphone, menghadirkan Meta-Organisasi yang tidak digarap oleh merek tersebut.
“Iphone bukan menjual ponsel batangan, tapi platform atau meta-organisasi dia, yaitu dengan adanya i-store yang mempertemukan developer dengan customer, apps dengan provider, dan lain-lain,” jelasnya.
Dalam lingkup konten dakwah di media sosial, optimalisasi Meta-Organisasi disebut Sammy perlu diperhatikan Muhammadiyah dengan menggarap konten yang khas, disesuaikan dengan masing-masing karakteristik pengguna platform digital agar dakwah yang dilakukan tepat sasaran.
Youtube dan Whatsapp menjangkau seluruh usia dan kalangan, Instagram menjangkau anak muda berusia 17-42 tahun, Tiktok menjangkau anak muda usia belasan hingga duapuluhan tahun, sedangkan Facebook dominan digunakan oleh masyarakat di luar perkotaan.
Untuk menjaring lebih besar masyarakat pengakses akun media dan konten dakwah Muhammadiyah, Sammy menilai perlunya endorse tokoh Muhammadiyah yang paling dikenal di media sosial. Apalagi secara infrastruktur dan modal, Muhammadiyah dianggapnya paling siap menghadirkan Meta-Organisasi untuk menyasar pasar dakwah yang luas hingga mancanegara.
“Fokus sisi narsisnya harus diperbesar,” kata Sammy.
“Organisasi yang betahan adalah yang mengembangkan Meta-Organisasi secara digital,” pungkasnya. (afn)