MUHAMMADIYAH.OR.ID, LUMAJANG – Mahasiswa Muhammadiyah dari berbagai daerah bersama mahasiswa pecinta alam kampus lainnya bergabung untuk membantu korban Semeru.
Info terbaru, Mapala Satria (MAPSA) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) mengirim empat relawan ke Lumajang, Rabu (8/12). Mereka dikirim untuk membantu warga yang menjadi korban erupsi Semeru yang terjadi beberapa waktu lalu. Empat relawan MAPSA adalah Dimas Bagus, Akhmad Husni Alam, Amar Mubarok, dan seorang putri yakni Safira.
Di Lumajang mereka bergabung di posko SAR Mapala Muhamamdiyah Indonesia (SARMMI). Posko ini berada di Dusun Umbulsari. Desa Sumber Mujur. Candipuro, Lumajang.
Diterangkan oleh Safira, MAPSA mengirim relawan sebagai implementasi Tri dharma Perguruan Tinggi. Dua dari Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah pendidikan dan pengajaran, serta pengabdian pada masyarakat.
“Karena itulah, selain totalitas membantu korban erupsi Semeru, tim MAPSA menjadikan pula lokasi bencana sebagai media pembelajaran,” kata Safira.
Maksud pembelajaran terang Safira, adalah belajar menangani bencana pada fase tanggap darurat, meningkatkan skill respon cepat sesuai standard, serta untuk mempertebal karakter peduli anggota Mapsa terhadap korban bencana.
Di posko SARMMI, selain tim Mapsa, bergabung pula tim relawan dari Stacia Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Mapala Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Kemudian Saptpala Jakarta, Himatala Binawan Jakarta, Mahapala Universitas Mercu Buana Yogyakarta dan Relawan Santri Ponpes Al Mukmin Solo.
Bersama mereka, tim MAPSA menyelenggarakan operasi rescue untuk mencari korban jiwa yang belum ditemukan.Lalu mendistribusikan bantuan kebutuhan dasar pengungsi. Membantu korban gempa di desa Curah Kobokan mengevakuasi harta bendanya. Melakukan assessment untuk pemutakhiran data. Melaksanakan psikososial untuk kelompok rentan.
“Kami operasi rescue di wilayah desa Curah Kobokan. Rescue area yang kami pilih adalah ladang yang merupakan tempat korban berada saat erupsi Semeru terjadi. Rescue di ladang datar, kami lakukan dengan formasi berbanjar. Lalu melingkari rescue area. Namun korban belum berhasil ditemukan,” jelasnya.
Terhadap totalitas dan skill relawan MAPSA, Ketua Posko Kemanusiaan SARMMI, Zeni Nurhidayah Rizkia mengaku memberi apresiasi tinggi.
Relawan MAPSA terang Zeni, bekerja totalitas, bersikap terbuka, serta semua personil memiliki skill individu yang bermanfaat bagi kinerja tim relawan lain.
“Tim Mapsa dapat kita jadikan sebagai acuan bila ingin tahu cara mengimpelentasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi di lokasi bencana,”pungkas Zeni.