MUHAMMADIYAH.OR.ID, MALANG – Dua mahasiswa asal Belanda dan Mesir sukses mendapatkan kesempatan untuk belajar Bahasa Indonesia di Nusantara berkat kemenangan di Festival Internasional Puisi Bahasa Indonesia. Event tersebut dilangsungkan oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada bulan Oktober hingga Desember. Diikuti oleh lebih dari 40 peserta dari 14 negara, pengumuman pemenang dilaksanakan pada Rabu (23/12) lalu secara daring.
Jacklyn Frida Brugge dan Aya Yahia Mohamed Ayoub Ibrahim yang telah menampilkan pusi dinobatkan menjadi pemenang. Keduanya mendapatkan hadiah untuk mengunjungi indoensia dan belajar lebih dalam terkait bahasa dan budayanya. Adapun acara tersebut dibuka dengan penampilan musikalisasi puisi kolabroasi mahasiswa Indonesia-Vietnam dan ditutup dengan tari tradisional Bali.
Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa Kemdikbud Dony Setawan, S.S., M.Pd. mengapresiasi prakarsa UMM yang turut serta mendukung internasionalisasi Bahasa Indonesia melalui festival puisi. Ia menilai, hal ini menjadi bagian penting pengembangan program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA). Utamanya sebagai bentuk taktik menyebarluaskan bahasa Indonesia.
Pihaknya juga menyambut baik serta mendukung penuh segala upaya peningkatan BIPA dalam bentuk apresiatif dan kompetitif. Apalagi para peserta dapat menunjukkan kebolehan dalam berbahasa Indonesia sehingga bisa mengenal jati diri Nusantara dengan baik.
“Pada akhirnya, diplomasi bahasa ini akan berdampak positif dalam pengembangan kerja sama Indonesia dengan negara-negara sahabat. Kepada para pemenang, terus belajar dan tunjukkan kemampuan berbahasa Indonesia,” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. Ia mengaku gembira atas langkah yang diambil untuk melaksanakan Festival Puisi Internasional. Menurutnya, agenda ini sangatlah spektakuler. Tidak hanya karena acaranya saja tapi juga para peserta yang berasal dari berbagai penjuru dunia.
“Ini adalah keputusan bagus dalam rangka menginternasionalisasikan puisi berbahasa Indonesia di mata mancanegara. Ini gagasan yang menarik dan perlu dilanjutkan di tahun-tahun berikutnya. Tentu dengan konten dan daya jelajah yang lebih luas,” tambah Fauzan.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Faizin, M.Pd. mengatakan bahwa ada beberapa aspek yang dinilai sebelum menentukan pemenang lomba puisi ini. Di antaranya pelafalan, gestur dan teknik penghayatan. Selain itu adapula ingkat kreativitas, background hingga kostum yang dikenakan oleh para peserta saat membacakan puisi dari masing-masing negara.
Faizin menegaskan bahwa upaya ini menjadi langkah penting dalam proses internasionalisasi Bahasa Indonesia di mata dunia. “Tentu Kampus Putih UMM sangat serius dalam menggarap upaya-upaya ini. Kami harap semua yang sudah dilakukan memberikan hasil yang terbaik di kemudian hari,” pungkasnya