MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Prioritas gerakan Muhammadiyah di bidang pelayanan sosial, kesehatan dan pendidikan memunculkan stigma khusus bagi organisasi ini.
Ketika nama Muhammadiyah disebut, umumnya masyarakat awam akan mengidentifikasikan Muhammadiyah dengan tiga bidang tersebut.
Koordinator Muhammadiyah Aid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Wachid Ridwan tak memungkiri hal itu. Dalam Kanal YouTube DamailahRI, Senin (27/9) Wachid menyebut tiga hal di atas memang dirancang sejak awal berdirinya Muhammadiyah oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan.
“Inti dari mengapa Muhammadiyah berdiri adalah Muhammadiyah melihat ada sebuah kesenjangan yang sangat dalam terutama antara pribumi dengan kolonial Belanda. Itulah yang memberikan inspirasi bagi Kiai Dahlan agar bagaimana pribumi ini yang mayoritas itu adalah umat Islam juga mendapat kesempatan yang sama. Menghirup kemodernan, menginspirasi bangsa, membangun kemanusiaan,” jelasnya.
Berangkat dari tadabur surat Al-Ma’un, Kiai Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk memudahkan pengamalan surat Al-Ma’un dan surat-surat lainnya yang sejatinya memajukan kehidupan umat manusia.
“Dari situlah kemudian inspirasi itu muncul dari benak Kiai Dahlan. Untuk mengimplementasikannya memang harus dibuat organisasi karena dari organisasi itu itu manajemen bisa diterapkan, prosedur bisa dijalankan, kekuatan bisa disatukan. Itulah kemudian Muhammadiyah berdiri,” imbuhnya.
Yang paling mencolok, tentu saja di bidang pendidikan. Wachid menuturkan bahwa Kiai Dahlan mengadopsi sistem paling maju di zamannya untuk sekolah Muhammadiyah.
Cara adaptif itu menurutnya terus digunakan sehingga kini pendidikan Muhammadiyah dianggap telah maju, bahkan menjadi bagian dari program internasionalisasi Muhammadiyah.
“Betapa visionernya Kiai Dahlan. Di masa beliau sudah memikirkan hal yang justru sekarang ini menjadi jargon internasional bahwa the education is answer of everything. Harus ada langkah baru di dalam pendidikan. Artinya sebuah bangsa itu ketika ingin maju, ketika ingin bangkit, tentu harus maju pendidikannya,” kata Wachid.
“Dari situlah kemudian dibikin sekolah, kurikulum, metodologi pendidikan, dan lain-lain itu yang sampai saat ini kita jauh lebih maju dengan program internasionalisasi Muhammadiyah,” pungkasnya.