MUHAMMADIYAH.ID, SURABAYA – Fatchur Roji, mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya berhasil mengharumkan nama Kota Pahlawan sekaligus provinsi Jawa Timur di ajang PON XX Papua.
Dalam ajang tersebut, Roji berhasil empat medali dari cabang olah raga panjat tebing, yaitu satu medali emas kategori lead beregu, satu emas kategori boulder beregu, satu emas combine, dan satu perak dalam kategori perak speed rellay world record.
Uniknya, prestasi Roji tidak hanya atas perjuangan sendiri. UM Surabaya menurutnya ikut mendukung agar prestasi non-akademik Roji di bidang panjat tebing kian maksimal.
“Intinya harus banyak berlatih. Kalau saya sendiri kuliah ambil malam, jadi pagi latihan, sore latihan malem bisa kuliah,” tuturnya, Kamis (28/10).
“Saya sangat bangga bisa mendapatkan apresiasi dari Pak Rektor. Apalagi pihak kampus juga sangat mendukung dan memberikan kemudahan bagi para atletnya saat perkuliahan,” ucap Roji yang mengaku telah menggeluti panjat tebing sejak usia 12 tahun.
Sementara itu, Rektor UM Surabaya Sukadiono menyatakan bahwa universitas tidak akan membiarkan potensi civitas akademikanya terkubur, meskipun potensi itu ada di bidang non akademik.
Pada para atlet yang telah meraih prestasi UM Surabaya menurutnya memberikan beasiswa kuliah gratis. Selain itu, mereka juga mendapatkan bonus tambahan dari prestasi yang telah diraih.
Bagi atlet yang mendapatkan medali emas akan akan diberikan bonus uang tunai Rp 7,5 juta, medali perak Rp 5 juta, perunggu Rp 2,5 juta, dan atlet yang belum mendapatkan medali mendapat bonus Rp 1,5 juta.
“Mereka (atlet) adalah mahasiswa beasiswa. Jadi selama kuliah gratis sejak awal masuk. untuk kali ini kita berikan bonus sesuai medali yang mereka dapatkan. Jadi kali dapat medali emas tiga ya tinggal dikalikan saja,” ucapnya.
Selain bonus, pihaknya juga akan memberikan kemudahan bagi mahasiswa berprestasi terkait tugas akhir skripsi.
“Saya kira, ini selaras dengan program MBKM. Prestasi olahraga kita setarakan dengan SKS sesuai dengan prestasi yang mereka dapatkan. Jadi nanti, kalau tugas akhir ada skripsi, dengan prestasi seperti ini mereka bisa bebas skripsi,” kata Sukadiono.
“Apresiasi ini saya berikan supaya yang belum dapat medali bisa termotivasi, dan yang sudah dapat medali bisa meningkatkan kualitasnya lagi. Dan ini sebagai motivasi untuk mahasiswa-mahasiswa lain yang belum tertarik di dunia atlet agar bisa tertarik,” pungkasnya.