MUHAMMADIYAH.OR.ID, TURKI — Kisah kekuatan peradaban-peradaban lampau tentang bagusnya kepemimpinan, kuatnya militer, penaklukan atas wilayah lain, saling berkorelasi dengan kemajuan dan kemapanan sains dan teknologi yang mendapat perhatian khusus dari penguasa suatu peradaban waktu itu.
Menurut Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Turki, Syamsul Hidayat Daud, terkait dengan fenomena majunya peradaban tidak bisa dilepaskan dengan keberadaan sains dan teknologi. Bahkan revolusi industri 4.0 yang digawangi oleh Barat adalah bentuk nyata peran sains dan teknologi bagi peradaban.
“Maka dari itu diskusi-diskusi tentang bagaimana sains dan teknologi di dunia Islam, bagaimana membangun itu, bagaimana efek atau dampak dari teknologi di dunia Islam menjadi tema yang harus sering kita diskusikan, dan harus menjadi salah satu proyek besar peradaban Islam,” tuturnya pada (6/9) dalam PCIM Talks 3 Sains, Teknologi, dan Peradaban Islam.
Syamsul Hidayat menegaskan, tema sains dan teknologi bagi dunia Islam yang harus disemarakkan, terlebih di Indonesia, dan lebih khusus di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah. Ratusan universitas Muhammadiyah penting menambah dan memperkuat keilmuan bidang sains dan teknologi.
Mengutip Mark Taylor dalam buku Politik dan Inovasi, Syamsul menyebut terdapat lima pilar kemajuan, yakni hak kekayaan intelektual, subsidi bidang penelitian, membangun pendidikan, universitas berbasis penelitian, dan perjanjian dagang. Semua itu bisa dilakukan dengan bertahap, sebab membutuhkan waktu yang panjang.
Sementara itu menguak tentang keberhasilan bangsa-bangsa Eropa bisa menjelajah dan menguasai hampir seluruh dunia, menurut Philip Hoffman sebagaimana disebutkan oleh Syamsul adalah keberhasilan Eropa dalam mendesain senjata yang berteknologi tinggi di masa itu. Kapasitas sains dan teknologi oleh mereka dimanfaatkan untuk mencapai kekuasaan.
Pemutakhiran senjata oleh Bangsa Eropa ini kemudian mengantarkan mereka menguasai hampir seluruh dunia. Di sisi lain, Syamsul menolak tesis yang menyebutkan bahwa semangat patriotik yang menjadikan sebuah bangsa bisa membangun dan mengembangkan peradaban.
“Kalau semangat patriotisme, di semua Negara ada semangat patriotism, semangat mati demi negara di semua peradaban itu ada. Tetapi mereka leading di bidang the gun powder technology,” ungkapnya.
Eksistensi Bangsa Eropa yang mampu menjaga keunggulan di atas bangsa-bangsa yang lain juga disebabkan oleh faktor lain yang sangat penting, yakni mereka mampu merawat, mengembangkan temuan ataupun sains dan teknologi yang mereka kuasai.
Sedangkan di dunia Islam, setidaknya memiliki beberapa tantangan untuk menjadi peradaban yang besar dan berkemajuan. Yaitu belum ada Negara Islam yang Super Power, keadaan ini terlihat jelas pada peta percaturan global di mana pemainnya hanya Amerika, Rusia, dan ditambah China.
Terlebih ketika melihat konflik Israel-Palestina, akan sangat nampak lemahnya politik global umat Islam. Selain itu, Negara-negara Islam yang memiliki sumber daya alam tidak menguasai sepenuhnya atas yang mereka miliki. Dan yang perlu dicatat adalah empat revolusi yang telah dilalui oleh dunia sampai saat ini, tidak lahir dari peradaban Islam.
Tantangan lain adalah pada tahun 2035, Agama Islam diperkirakan akan menjadi agama mayoritas di Eropa. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi umat Islam untuk mengatur dan mengelola sumber daya manusia yang melimpah tersebut.