MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA ― Kurban untuk ketahanan pangan yang dilakukan oleh LazisMu sudah dirasakan oleh masyarakat di banyak tempat, khususnya masyarakat yang terdampak bencana. Setidaknya daging kurban LazisMu sudah dirasakan di Lombok, NTB, Palu, Sulawesi Barat, dan di lokasi-lokasi lain.
Proses olahan lanjutan daging kurban yang dilakukan oleh LazisMu dimaksudkan supaya daging hasil penyembelihan pada Hari Raya Iduladha bisa disalurkan sepanjang tahun, dan memudahkan bagi penerimanya,
Demikian disampaikan oleh Ketua Badan Pengurus LazisMu Pusat, Prof. Hilman Latief pada (27/8) dalam acara Serah Terima Hewan Kurban Kemasan RendangMu LazisMu bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Olahan lanjutan daging kurban ini masuk dalam program ketahanan pangan yang sedang dijalankan LazisMu selama masa pandemi covid-19. Hilman melaporkan, LazisMu selama 2019, 2020, dan 2021 terus mengalami peningkatan partisipasi masyarakat.
“Kita mengalami peningkatan 300 persen dari tahun 2019 ke tahun 2020, dan sekitar 300 sampai 400 persen dari 2020 ke 2021. Peningkatan keikutsertaan masyarakat dalam program rendangMu dalam bentuk kemasan,” urainya.
Melihat data tersebut Hilman menyadari saat ini ada kesadaran dari masyarakat terhadap filantropi Islam. Kesadaran kegiatan filantropi yang berupa zakat, infaq, dan shadaqah sebagai perintah agama, juga terdorong oleh aspek sosial yang sedang masyarakat hadapi.
Menurutnya, masyarakat yang hidup di masa pandemi mengalami kesadaran tentang daging kurban dalam bingkai perspektif yang lebih luas, yaitu tentang ketahanan pangan.
“Insyaallah inovasi program ini memberikan manfaat jangka panjang yang lebih dirasakan masyarakat,” ungkapnya.
Pada kesempatan ini Hilman mengajak masyarakat luas untuk berpartisipasi dengan LazisMu dalam program-programnya. Hilman menyakinkan, bahwa LazisMu adalah lembaga amil zakat yang sudah memiliki legalitas resmi.
Bahkan Lazismu menjadi salah satu lembaga yang diberikan otoritas oleh pemerintah sebagai lembaga yang menerima zakat masyarakat yang kwitansi/risknya bisa dipakai sebagai pengurang penghasilan terkena pajak.
“Kami terus menyajikan kepada masyarakat narasi-narasi kebajikan dan kebaikan dalam bentuk inovasi-inovasi,” tegas Hilman.