MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – Pandemi Covid-19 mengakibatkan perubahan yang sangat besar pada hampir semua aspek kehidupan umat manusia, dari mulai pendidikan, ekonomi, sosial, kesehatan hingga politik.
Dalam dunia pendidikan, kebijakan belajar dari rumah ditengarai mengakibatkan beberapa dampak yang membahayakan anak didik. Terutama pada pendidikan anak usia dini (PAUD). Hal inilah yang dicatat oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) Diyah Puspitarini.
Dalam pidato pembukaan milad 93 tahun Nasyiatul Aisyiyah yang dilakukan secara daring, Sabtu (7/8) Diyah membawakan hasil penelitian Tony Blair Institute tahun 2020 yang menyatakan bahwa keterbatasan belajar dari rumah itu akan mempengaruhi tumbuh kembang, pemikiran dan aspek sosial-emosional yang biasanya diperoleh di sekolah.
“Padahal Gadner tokoh pendidikan karakter, berpendapat bahwa karakter anak dibentuk oleh tiga hal, yakni keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat sekitar,” ungkap Diyah.
“UNICEF menyebutkan bahwa lost generation menjadi sebuah kekhawatiran dan ancaman jangka panjang yang akan muncul sebagai akibat perubahan kondisi di masa pandemi ini. Tentunya sebagian besar kader Nasyiatul Aisyiyah yang berprofesi sebagai pendidik mengalami perubahan dalam memberikan pengajaran ataupun menjalankan aktivitas sebagai pendidik,” tambahnya.
Membaca masalah ini, Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah Diyah Puspitarini berharap para kader dan anggota Nasyiatul Aisyiyah terus kreatif dan inovatif agar pendidikan anak didik tetap berkualitas meski dalam kondisi yang tidak memungkinkan.
Menurut Diyah, ada 43 gedung sekolah PAUD Nasyiatul Aisyiyah di berbagai daerah yang telah non-aktif selama setahun lebih masa pandemi. Dirinya pun berharap, para kader dan pengajar Nasyiatul Aisyiyah kreatif dalam menggunakan ruang digital.
“Kini muncul banyak ruang maya yang bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran, meski membutuhkan adaptasi dan penyesuaian yang tidak mudah,” pesannya.
Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah sendiri menurut Diyah juga tidak tinggal diam. PPNA menurutnya tetap bertekad kuat untuk menggerakkan pendidikan usia dini sebagai spirit memajukan kehidupan bangsa.
“PPNA sempat mengadakan bimbingan teknis kurikulum PAUD dalam pembelajaran daring, kegiatan ini diikuti 200 peserta selama 3 hari, kerjasama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, terutama Dirjen PAUD Dikmas. Kegiatan Pashmina di berbagai daerah juga dilakukan secara online, agar banyak orang yang bisa merasakan manfaat dari layanan ini terutama di masa pandemi,” ungkapnya.