MUHAMMADIYAH.OR.ID, SEMARANG —Tahun Baru Islam setiap 1 Muharram dapat dimaknai dengan mengingat kembali peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW. Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Tafsir mengungkapkan bahwa peristiwa hijrah merupakan penutup periode Mekkah dan membuka lembaran baru di Madinah.
“Suatu titik balik di mana Nabi Saw ketika dakwah di Mekkah penuh dengan suasana ketegangan, keterasingan, dan ketertindasan, beralih ke Madinah dengan suasana yang penuh penghormatan. Ini suatu peristiwa yang disebut hijrah,” ungkap Tafsir dalam kajian Menyambut Tahun Baru Islam 1443 Hijriyah pada Senin (09/08).
Tafsir ingin agar setiap momen tanggal 1 Muharram diisi dengan hal-hal yang positif untuk membicarakan masa depan kepentingan umat Islam, khususnya Muhammadiyah. Salah satu tema yang patut dibicarakan ialah pentingnya membangun kesadaran menunaikan zakat. Sebab zakat merupakan amunisi perjuangan kepentingan umat Islam.
“Zakat adalah bagian dari amunisi perjuangan umat Islam. Karena perjuangan tanpa pendanaan sama dengan peperangan tanpa amunisi. Betapa sulitnya peperangan tanpa amunisi, sebagaimana perjuangan membangun Muhammadiyah tanpa pendanaan,” kata Tafsir.
Perintah zakat pada masa Nabi Saw turun pada tahun kedua Hijriyah yang bukan hanya bernilai ritual-teologis, namun juga sosial-kemasyarakatan. Selain menyucikan diri, zakat juga berfungsi untuk menyucikan harta yang dimiliki. Karenanya tidak heran bila zakat dipandang sebagai realitas kebajikan sosial sekaligus kesalehan individual.
“Dari sisi individu, zakat adalah upaya membersihkan jiwa dan harta. Sementara itu, dari sisi sosial, zakat adalah bermakna tumbuh. Karenanya tugas Lazismu selama ini bagaimana menumbuhkan kesadaran supaya masyarakat menunaikan zakat kepada lembaga Lazismu,” ujar Tafsir.
Tafsir kemudian mengajak kepada seluruh umat Islam, khususnya warga Muhammadiyah Jawa Tengah agar menunaikan zakat melalui lembaga yang kredibel dan terpercaya seperti Lazismu. Pasalnya, Lazismu merupakan lembaga zakat tingkat nasional yang berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat dan bekerja dengan budaya amanah, profesional, dan transparan.
