MUHAMMADIYAH.ID, KUNINGAN – Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi Islam modern terbesar di dunia. Prestasi itu menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir tidak cukup jika sistem organisasi modern tidak ikut diaplikasikan.
“Amal usaha kita bisa kompetitif dengan yang lain karena sistem organisasinya modern. Sistem modern itu tidak banyak orang terlibat tetapi dia efisien, dia efektif, dia bisa solutif, dia bisa berjaringan luas. Beda dengan sistem tradisional di mana banyak orang terlibat,” pesannya dalam Kuliah Umum STKIP Muhammadiyah Kuningan, Jumat (16/7).
Haedar lalu mengibaratkan kelebihan sistem modern dengan sistem tradisional melalui penanganan kecelakaan. Dalam sistem modern, penanganan berjalan taktis dan efektif karena pembagian kerja dan peran telah dilakukan.
Sementara itu dalam sistem tradisional, banyak orang yang terlibat tanpa pembagian tugas yang jelas tidak menjamin penyelesaian satu masalah berjalan tuntas. Sementara itu, tidak adanya sarana prasarana juga membuat penanganan masalah semakin terbengkalai.
“Misalkan kita lihat kecelakaan di jalanan Kampung, lalu orang kampung datang terlibat begitu. Tapi korbannya nggak segera ditolong. Dokter nggak ada, kendaraan nggak ada, gitu kan? akibatnya apa tidak tertolong. Belum ditambah kalau di kita kan bertengkar dulu satu sama lain. Keburu tuh korbannya tidak tertolong,” jelas Haedar.
“Tetapi masyarakat modern Itu ributnya belakangan lah. Gitu-gitu kan juga lewat jalur hukum kalau memang selesaikan masalah. Nah Muhammadiyah juga harus begitu,” pesan Haedar.
Organisasi modern dan sistem modern bagi Haedar juga harus diikuti dengan alam pikiran modern sehingga Muhammadiyah terbebas dari berbagai hal seremonial dan kolosal seperti demonstrasi dan berbagai hal lain yang menurutnya mudah dilakukan jika Muhammadiyah mau menggerakkan. Tetapi, hal tersebut tidak menjamin satu masalah lebih efektif selesai daripada cara-cara yang konstruktif.
“Nah ini memang alam pikiran Muhammadiyah. Jadi bikin sistem yang bagus. Sistem yang bagus itu nanti akan menjadi kontinyu untuk generasi yang berikutnya,” pungkas Haedar.