MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Ketua Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Muhammad Sukron mengapresiasi upaya pemerintah menghentikan secara bertahap operasionalisasi pembangkit listrik batu bara dengan EBT (energi baru terbarukan).
Melalui pernyataan yang dikirimkan pada Jumat (28/5), Sukron menganggap sudah seharusnya Indonesia sebagai negara dengan sebaran merata potensi energi terbarukan untuk berhenti menggunakan sumber energi seperti fosil.
“Batu bara merupakan salah satu sumber energi fosil yang keberadaannya mutlak akan habis. Selain akan habis, energi yang bersumber dari fosil juga memiliki residu yang berbahaya dan merusak lingkungan. Sementara, sebaliknya energi baru terbarukan di Indonesia potensinya luar biar biasa besar dan ramah lingkungan,” tulis Sukron.
Karena itu, Sukron mengungkapkan bahwa Pemuda Muhammadiyah mendorong Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk memaksimalkan potensi EBT lokal setiap daerah yang berbeda.
“Salah satu contoh di NTT, tentu sumber EBT-nya berbeda dengan di Malang Jawa Timur. Di NTT lebih pada pemanfaatan sumber energi matahari langsung atau yang kita kenal dengan PLTS,” jelasnya.
Di Malang yang daerah pegunungan, aliran sungai yang sustainable sehingga potensi EBT-nya adalah PLTMH. Daerah lain yang bukan pegunungan, tentu memiliki EBT yang berbeda.
Proses alih operasionalisasi pembangkit listrik yang bersumber dari batu bara dan menggantikannya dengan EBT memang tidak mudah. Target bauran energi nasional 23 persen dari EBT di tahun 2025, baru tercapai tidak lebih dari 14,1 persen.
“Masih sangat jauh, tapi tetap saja pemerintah harus memiliki political will dalam rangka membangun kemandirian energi bangsa kita dan menyelamatkan bumi dari kerusakan lingkungan,” tutup Sukron.