MUHAMMADIYAH.OR.ID, NEW DELHI – Pada kesempatan kali ini reporter muhammadiyah.or.id, berkesempatan mengulik pernak-pernik dalam menyambut bulan suci Ramadan di Negeri Bollywood, India.
Melalui sambungan Whatsapp, Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) India, Mohd. Agoes Aufiya menceritakan, pada tahun ini menjalankan ibadah puasa bulan ramadhan di India lebih nyaman dari tahun sebelumnya. Temperatur udara lebih sejuk, karena tidak berada pada puncak musim panas.
“Alhamdulillah tidak berada pada puncak musim panas. Jadi dulu itu sampai pada puncak-puncaknya berpuasa hingga 45° C, 46° C itu panas banget. Sekarang itu kayanya sedikit lebih kurang 40° C,” ungkapnya pada (1/4)
Selain itu tantangan yang bakal dihadapi oleh masyarakat muslim yang berpuasa di India adalah godaan makan. Sebagai negeri dengan mayoritas penduduknya memeluk Agama Hindu, bulan ramadan berlangsung biasa saja seperti bulan-bulan yang lain, caffe, tempat makan, atau restoran masih buka seperti biasa.
Perlu diketahui, India merupakan negara peringkat satu di dunia sebagai negara dengan pemeluk agama Hindu terbesar di dunia. Pada tahun 2011, tercatat sebanyak 79.8% penduduk India memeluk Agama Hindu. Jumlah tersebut membuat 94.30% pemeluk Hindu di dunia berada di India.
Di wilayah India bagian utara seperti Kota New Delhi, Pradesh, termasuk Gujarat dalam penentuan 1 Ramadan menggunakan rukyatul hilal atau dalam mengamati bulan baru dengan menggunakan mata telanjang. Sehingga hasilnya rata-rata satu hari lebih lambat dari yang sudah ditetapkan di Indonesia.
“Di India Utara ini bermahdzab Hanafi itu yang mempengaruhi bagaimana mereka melakukan perhitungan ramadannya dengan rukyatul hilal. Di bagian India selatan itu menggunakan mahdzab Syafi’I, kalau yang di mahdzab Syafi’I ini harinya biasanya sama sebagaimana NU di Indonesia,” tutur Agus
Ramadan 1442 H ini menjadi tahun kedua masyarakat muslim dunia melewati ibadah puasa di tengah berlangsungnya pandemi covid-19. Di India masuk gelombang kedua pandemi covid-19, Agus mengamati, saat ini jumlah masyarakat India terpapar covid kembali menaik, karena terjadi masyarakat kembali mengabaikan protokol kesehatan.
Sementara dalam pelaksanaan puasa di India berlangsung lebih panjang 1 sampai 2 jam dari Indonesia. PCIM India dalam semarak menuju bulan ramadan tahun ini tidak seperti dua tahun sebelumnya, karena di masa pandemi, PCIM India yang biasanya melakukan pengajian menjelang buka dan buka bersama tidak bisa dijalankan lagi.
Namun demikian, Agus Aufiya bersama anggota PCIM India berencana tetap akan membagi sembako dan makan gratis bagi masyarakat yang membutuhkan, terlabih masyarakat muslim India yang rata-rata berada di bawah garis kemiskinan.
Di kawasan yang banyak masyarakat muslimnya, gempita menyambut ramadan bisa dirasakan cukup semarak. Pasar-pasar dihiasa oleh pernak-pernik atau ornamen yang bernafaskan Islam, serta makanan atau minuman khas muslim India akan mudah dan banyak ditemukan.
Seperti sirup Rooh Afza, minuman yang populer dan selalu tersedia untuk menemani muslim India ketika buka puasa. Minuman ini populer bagi muslim di Asia Selatan, selain di India juga di Pakistan dan Bangladesh. Sirup ini diramu pada tahun 1906, Rooh Afza berarti penyegar jiwa.