MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Menanggapi rentetan bencana alam yang terjadi di berbagai tempat sepekan ini, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Cak Nanto menyampaikan catatan kritis.
Dalam catatan yang dimuat di website Pemudamuhammadiyah.org, Selasa (19/1) Cak Nanto mengajak semua pihak untuk saling bermuhasabah. Dirinya melihat bahwa alam dan cuaca bukanlah satu-satunya faktor yang menyebabkan terjadinya bencana alam.
Cak Nanto menilai ‘panen’ bencana adalah keniscayaan dari berbagai pemicu seperti kesadaran manusia yang abai terhadap lingkungan, lemahnya penegakan hukum terhadap deforestasi dan perusakan lingkungan hingga kebijakan tata ruang yang tidak mempedulikan AMDAL.
“Contoh sederhana di Kalimantan Selatan, banyak analisa dan hasil kajian yang mengulas tentang dampak deforestasi dan aktivitas tambang yang tidak pro terhadap keberlangsungan lingkungan. Belum lagi di Sumedang, Pidie Aceh, Jember Jawa Timur, jika ditelisik sebabnya pun tak akan jauh berbeda, pengelolaan lahan dan penegakan hukum bagi para pelanggar kerusakan lingkungan yang kurang tegas,” tulisnya.
“Sebab lainnya adalah tata ruang pembangunan daerah yang kerap menabrak aturan dan keseimbangan alam. Apalagi masyarakat kita belum mempunyai kesadaran kolektif untuk berpartisipasi menjaga keberlangsungan alam di Nusantara,” lanjutnya.
Muhammadiyah sendiri menurut Cak Nanto berulangkali memberikan berbagai masukan dan rekomendasi dari kajian yang telah dilakukan oleh para ahli di beragam majelis dan lembaga Persyarikatan.
Akan tetapi dirinya melihat tidak ada perubahan signifikan dari kebijakan pemerintah maupun sikap masyarakat yang peduli terhadap lingkungan.
Karena itu Cak Nanto berharap bencana alam ini mampu menjadi alarm yang menyadarkan semua pihak untuk bermuhasabah dan mengubah paradigma yang semakin bersahabat dengan lingkungan.
Cak Nanto juga berharap agar semua elemen menjalin kebersamaan dan bahu membahu dalam langkah ke depan yang saling bersisian antara sikap masyarakat, penegakan hukum dan kebijakan terkait lingkungan hidup.
“Bahkan tidak berlebihan, jika seluruh elemen bangsa menjadikan isu lingkungan sebagai bentuk jihad kebangsaan baru. Dengan komitmen, kesadaran dan tindakan hidup yang bermuara pada keseimbangan alam bukan tidak mungkin mindset bencana alam disebabkan oleh faktor alam bisa benar-benar dikikis,” tutupnya. (afn)