MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Dua hari yang lalu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X meminta agar protokol kesehatan (prokes) covid-19 kembali diperketat karena lonjakan kasus covid-19. Lonjakan pasien ini tentunya berdampak pada rumah sakit rujukan covid-19 termasuk PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Dihubungi Redaksi Muhammadiyah.or.id, Senin (12/7), Dr. Muallim Hawari, MMR, Ketua Satgas Covid RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta mengatakan lonjakan peningkatan pasien juga terjadi di Pesantren Covid-19 PKU Muhammadiyah Yogyakarta. “Peningkatan cukup tinggi. Dari Agustus hingga Oktober pesantren covid menerima 70-an santri,” kata dia.
Sementara pada bulan November hingga saat ini (Desember) ini ada tambahan 60 santri. Sehingga kondisi ruang pesantren covid-19 yang ada di Kantor PP ‘Aisyiyah dan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (Unisa) meningkat lebih cepat.
“Peningkatan pasien covid-19 didominasi pasien tanpa gejala, meskipun bergejala paling banyak keluhan panas, batuk, dan kehilangan penciuman,” ungkapnya.
Melihat kondisi pasien yang terus meningkat, PKU Muhammadiyah tidak henti-hentinya memberikan edukasi. Edukasi utamanya lewat media sosial dan memasang pamflet di Rumah Sakit. Kemudian, lanjut Muallim, PKU Muhammadiyah juga meningkatkan kapasitas bed dan membuat lab PCR sehingga mempercepat diagnosis.
Dengan meningkatkan pasien covid-19, ini menjadi tanda-tanda bahwa masyarakat mungkin telah lengah mematuhi prokes. Untuk itu, jadi pengingat bagi diri kita sendiri untuk tetap hati-hati menjaga kesahatan di masa pandemi.
“Patuhi protokol Kesehatan. Jangan lengah, karena bisa saja bukan anda saja yang akan sakit. Tetapi, keluarga dan orang-orang yang kita sayangi. Bahkan mungkin tetangga kita sendiri,” imbaunya. (syifa)