MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA— Usianya semakin uzur, namun Indonesia masih sibuk dengan masalah perbedaan ideologi, menyebabkan manusia yang menghuninya sampai lupa untuk disejahterakan.
Demikian disampaikan oleh Sunanto, ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah (PM) saat menyampaikan materi dalam acara diskusi lintas agama pada (27/12).
“Entah ada apa di bangsa kita sehingga masih berbicara tentang perbedaan. Seharusnya kita sudah berbicara tentang bagaimana membangun bangsa yang sejahteran, sejuk, aman dan sebagainya,” katanya
Padahal, tegas Sunanto, di Muhammadiyah konsep negara sudah final, Indonesia sebagai darul ‘ahdi wa syhadah (negara kesepakatan dan kesaksian). Pancasila sebagai dasar negara tidak perlu diperdebatkan lagi, kini tingal bagaimana masyarakat berjanji untuk membangunnnya.
Segala pengorbanan yang telah diberikan oleh pahlawan bangsa harusnya tidak boleh diingkari oleh segenap warga bangsa, masyarakat harusnya wajib menghargai dan mengimplementasikan dalam kehidupan.
“Jadi tidak ada lagi pembicaraan yang seharusnya kita sudah selesai,” tandasnya
Menurutnya, jika bangsa Indonesia masih saja berkutat dalam masalah perbedaan ideologi, maka bisa dipastikan Indonesia kedepan akan semakin jauh tertingal dari negara lain. Sehingga teknologi dan pengembangan di Indonesia terlupakan.
“Bangsa lain sudah bicara teknologi dan pengembangan, sementara Indonesia masih mengatasi perbedaan ideologi” tuturnya
Sekarang, kata Sunanto, yang dibutuhkan Indonesia adalah kolaborasi antar pihak untuk bersama-sama membangun bangsa. Sebab, segudang permasalahan yang dimiliki oleh Indonesia tidak bisa diselesaikan sepihak saja, atau sekelompok agama saja.