MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Kehadiran Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta merupakan salah satu wujud nyata ‘Aisyiyah untuk turut serta dalam menyelesaikan persoalan yang ada dalam masyarakat dan juga menjadi solusi terutama pada pemberdayaan perempuan. UNISA Yogyakarta terbentuk dan terkelola oleh organisasi perempuan yaitu ‘Aisyiyah dengan tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Disampaikan oleh Warsiti, Rektor Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, bahwa berdirinya UNISA tidak hanya kemudian mencerdaskan kehidupan bangsa saja, namun juga membuat pola untuk syiar dakwah dengan melakukan berbagai program jangka pendek, menengah, dan panjang.
“Karena kita menjadi bagian dari perguruan tinggi yang menjadi kebanggan ‘Aisyiyah, sehingga kita memiliki program pengembangan. Bicara program pengembangan tidak lepas dari ide pengembangan. Untuk itu, UNISA sudah menyusun program tersebut hingga tahun 2035 yang dijabarkan dalam 3 fase tahapan,” ungkap Warsiti.
Beliau memaparkan, pada tahap pertama dari program pengembangan kampus ini disebut dengan UNISA Tumbuh dengan estimasi waktu dari tahun 2016 hingga 2021. Pada fase pertama ini UNISA fokus pada bagaimana meningkatkan kapasitas secara kuantitas sekaligus penguatan kelembagaan yang masih dilakukan hingga saat ini.
Tahap kedua program tersebut yaitu UNISA Berkembang (2021-2030), dimana kampus fokus pada penguatan dan pemantapan daya saing nasional dan internasional. Adapun fase terakhir yaitu UNISA Unggul Pilihan Bereputasi Internasional yang menjadi rencana hingga tahun 2035.
Dalam menyambut perencanaan ini, Warsiti membawa seluruh civitas kampus ke dalam sebuah rapat kerja yang menjadi wadah untuk mensosialisasikan dan mendiskusikan banyak hal terutama catatan dari tahun sebelumnya.
“Tahu 2016 hingga 2020 merupakan masa transisi dari sekolah tinggi menjadi universitas. Sehingga fokusnya ke penguatan kelembagaan dan penguatan kapasitas SDM. Sekarang ini kami lebih fokus ke pengembangan SDM,” jelasnya.
Sebagai perguruan tinggi islam yang pengelolaanya dari organisasi perempuan, UNISA hadir tidak hanya sekedar untuk menghasilkan sarjana. Namun juga melahirkan kader SDM yang berkarakter dan concern pada penguatan gerakan perempuan. Idealnya, lulusan UNISA ini menjadi motor penggerak yang memiliki akhlakul karimah atau moralitas dan memiliki keunggulan atau ciri khas.
Dalam mewujudkan daya saing internasional, UNISA sudah mulai melebarkan sayapnya. Diantaranya melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi luar negeri, bekerjasama dengan Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah luar negeri, mengirimkan mahasiswa exchange dan KKN ke luar negeri, serta melakukan pengabdian masyarakat baik dalam lingkup nasional maupun global.
Menurut Warsiti, dengan menjalin hubungan dan melakukan aktivitas ke luar negeri, akan memberikan dampak yang menguntungkan. Membangun mindset dan percaya diri, meniru, memodifikasi hal positif untuk dicontoh dari dari perguruan tinggi luar negeri , menjadi beberapa keuntungan dari aktivitas tersebut. Selain itu program merdeka belajar yang diselenggarakan oleh pemerintah juga memberikan kesempatan mahasiswa dan civitas akademika untuk berkesempatan ke luar negeri.
“Harapannya selain UNISA Yogya yaitu semua perguruan tinggi ‘Aisyiyah (PTA) di seluruh Indonesia dapat bersama menguatkan dan mengembangkan institusi kita sehingga menjadi PTA center of excellence dan menjadi pusat unggulan yang menjadi salah satu target UNISA,” imbuhnya. (Dita/Syifa)
